Mohon tunggu...
Bare minimum writer
Bare minimum writer Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

The past is just a story we tell ourselves -Samantha-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Kanibalisme Bisa Ada?

31 Oktober 2022   10:40 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:40 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ezequiel Garrido on Unsplash   

Masih ingat dengan Sumanto? Pria kelahiran Purbalingga, 3 Maret 1972 ini terkenal di seantero Indonesia karena kasus kanibalismenya. Ia mencuri dan memakan mayat manusia dengan alasan keterbatasan finansial.

Sumanto mengaku telah memakan tiga orang di dua tempat yang berbeda, yakni di Lampung dan Purbalingga. Akhirnya, polisi menangkap Sumanto di rumahnya tanpa ada perlawanan sedikitpun. Hakim menghukum Sumanto dengan hukuman pidana 5 tahun penjara, tetapi kemudian dibebaskan pada 24 Oktober 2006, setelah beberapa kali remisi. 

Melihat kasus Sumanto ini, pernahkah kamu terpikir kenapa kanibalisme bisa terjadi? Bagaimana sejarah munculnya praktik orang makan orang ini? Dan bagaimana praktik kanibalisme terjadi dalam berbagai kebudayaan di dunia? 

Asal Mula Kata Kanibal

Kata kanibal muncul pada masa Christopher Colombus. Bahkan, mungkin dia sendiri yang menciptakannya. Setelah mendarat di pulau Guadalupe, Columbus melaporkan kepada Ratu Spanyol, bahwa suku asli pulau itu ramah dan damai. 

Namun dia juga menyampaikan isu sebuah suku bernama Karib, yang melakukan penyergapan brutal, memasak, serta memakan tawanannya. Dalam balasannya, Ratu Isabella mengizinkannya menangkap dan memperbudak semua orang yang memakan daging manusia. 

Ketika penduduk pulau gagal menghasilkan emas yang diminta Columbus, semua yang menentang penculikan dan perampasan dinamai Karib. Seiring waktu, Karib berubah menjadi Kanib dan kemudian Kanibal. 

Awalnya kata itu dipakai para penjajah untuk menghina penduduk asli, kemudian dipakai untuk menyebut siapa pun yang memakan daging manusia.

Kanibalisme dalam Berbagai Budaya 

Jadi, istilah kanibal tercipta dari kejadian yang sulit dibuktikan, namun kanibalisme mempunyai sejarah nyata yang rumit. 

Bentuk kanibalisme juga beragam, misalkan pada mumia, mereka tidak mengambil bagian tubuh yang dikenali. Mumia merupakan serbuk hasil tumbukan daging mumi manusia.

Mumia dianggap dapat mengobati epilepsi, pendarahan otak, memar, mual, dan berbagai penyakit lain. Serbuk coklat ini bisa dicampur ke dalam minuman, dibuat salep, atau dimakan langsung.

Begitu juga alasan kanibalisme pun juga bervariasi. Sepanjang budaya dan waktu, ada bukti hidup dari praktik kanibalisme. Saat melakukan ekspedisi, kemudian kelaparan, terancam, atau gagal, manusia harus makan bagian tubuh mayat atau memilih mati kelaparan. 

Namun, dalam budaya tertentu, sudah dianggap lazim untuk memakan daging manusia dalam kondisi normal. Karena pemahaman Columbus yang keliru, sulit dikatakan seberapa umum praktik kanibalisme itu. Tetapi, ada beberapa bukti bahwa praktik kanibalisme dapat diterima dalam budaya yang mempraktikkannya.

Eropa 

Praktik kanibalisme di Eropa terjadi pada masa Columbus. Mulai abad ke-15, permintaan mumia meningkat. Pada awalnya, mumi curian dari Mesir mampu memenuhi kebutuhan akan mumia, namun permintaan tersebut terlalu tinggi jika hanya disuplai mumi Mesir, dan para oportunis mencuri mayat dari kuburan Eropa untuk dijadikan mumia. 

Penggunaan mumia berlanjut hingga ratusan tahun. Hal itu tercatat dalam indeks Merck, ensiklopedia medis terkenal pada abad ke-20. Dan mumi terkubur bukan satu satunya obat yang terbuat dari daging manusia yang umum di Eropa. Darah dalam bentuk cair maupun serbuk, digunakan untuk menyembuhkan epilepsi, sedangkan hati manusia, batu empedu, minyak sulingan otak manusia, serta hati tumbuk dikenal sebagai bahan pengobatan populer.

China 

Di Tiongkok, praktik kanibalisme yang dianggap lazim, terjadi 2000 tahun yang lalu. Satu praktik kanibalisme yang umum adalah kanibalisme filial, yaitu anak lelaki dan perempuan dewasa menawarkan potongan daging mereka kepada orang tuanya. 

Ini adalah cara terakhir untuk menyembuhkan orang tua yang sakit, dan yang tidak berakibat fatal bagi si anak, biasanya yang dipilih adalah daging dari paha atau kadang jari.

Papua Nugini 

Ritual pemakaman kanibal adalah bentuk lain kanibalisme yang diterima budaya tertentu. Contohnya adalah masyarakat Fore di Papua Nugini. 

Selama pertengahan abad ke-20, anggota masyarakat di sana, jika memungkinkan, akan memilih cara pemakaman yang diinginkan. Terkadang, anggota keluarga diminta berkumpul memakan mayat si almarhum. 

Tragisnya, meskipun ritual ini bertujuan untuk menghormati si almarhum, hal itu juga menyebarkan penyakit mematikan bernama kuru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun