Mohon tunggu...
Bare minimum writer
Bare minimum writer Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

The past is just a story we tell ourselves -Samantha-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Imposter Syndrome, Ketika Kita Ragu Akan Kemampuan Kita Sendiri

27 Oktober 2022   11:22 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tengyart on Unsplash   

Terkadang, pendapat atau tanggapan positif pun tidak dapat membuat perasaan tersebut hilang. Akan tetapi, perasaan ini dapat berkurang jika kita tahu terdapat orang yang kita kenal dekat dengan kita yang juga pernah merasakan hal yang sama. 

Demikian juga jika yang mengalami adalah teman kita. Bahkan, kita akan merasa lebih lega hanya dengan mengetahui nama kondisi ini. Setelah itu, sindrom ini dapat kita atasi dengan mengumpulkan respons positif lalu mengingatnya. 

Seorang peneliti yang terus menyalahkan dirinya sendiri karena percobaannya selalu gagal, mulai mencatat dan menelusuri apa penyebab sesungguhnya dari kegagalan percobaan dia. Lambat laun, ia pun menemukan bahwa penyebab utama percobaanya gagal adalah karena peralatan yang rusak. Sehingga, ia mulai sadar bahwa pada kenyataannya ia mampu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun