Mohon tunggu...
Rahma Salsabila
Rahma Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - MANAJEMEN DAKWAH UIN JAKARTA

mahasiswa 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keseimbangan Orientasi Dunia dan Akhirat QS. Al-Qhasas/28: 76-77

17 Mei 2024   21:16 Diperbarui: 17 Mei 2024   21:19 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Maksudnya adalah melakukan ibadah, sholat, berzakat, berpuasa, menyalurkan harta di jalan Allah, mengingat Allah, berdzikir dan segala ibadah mahdha juga ghairu mahdhah, guna menemui akhir yang bahagia dan mendapat rahmat juga petunjuk Allah.

  • Melakukan kewajian di dunia

Ibadah adalah hal yang wajib, namun kita juga harus menjalankan kewajiban kita sebagai manusia, agar keduanya seimbang. Contohnya seperti kita yang sedang meniti pendidikan, tidak lupa untuk solat tepat waktu, berdzikir dan selalu bertaubat kepada Allah.

  •   Berbuat baiklah kepada sesama, sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu

Artinya Allah memerintah kita untuk berbuat baik kepada siapapun, baik itu orang yang tidak kita kenali, maupun orang yang kita kenali, kepada orang yang lebih tua, maupun muda dari kita. Allah selalu memperingatkan kepada kita agar senantiasa saling tolong menolong dan saling mengeratkan tali persaudaraan. Berbuat baik akan menumbuhkan sesuatu yang baik juga, atau istilahnya yaitu hukum tabur tuai. Berbuat baiklah kepada siapapun, sekalipun perbuatan baikmu tidak dibalas oleh orang tersebut, pasti Allah telah merencanakan balasan yang lebih dari apa yang kamu berikan.

  • Allah tidak menyukai orang yang "merusak"

Maksudnya disini adalah segala perbuatan yang bersifat merusak dalam arah negatif, seperti merusak alam, lingkungan, diri sendiri dan orang lain. Allah tidak menyukai orang yang merusak lingkungan seperti membuang sampah sembarangan. Allah tidak menyukai orang merusak dirinya sendiri, seperti tidak makan demi mengerjakan tugas, demi beribadah kepada Allah, Allah tidak menyukai hal tersebut karena hambanya akan mudah terserang penyakit karena tidak makan, bukan hanya makan, tetapi hal hal yang mengarah pada kerusakan dirinya sendiri. Allah tidak menyukai orang yang merusak orang lain, maksudnya rusak disini seperti melukai orang lain, menyakiti, memutus tali silaturahmi, dan hal lain yang meregangkan tali silaturahmi juga kenyamanan sesama.

Berikut penjelasan mengapa kita harus menyeimbangkan keseimbangan dunia dan akhirat. Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu. Semakin kita kejar dunia, semakin kita tidak akan merasa cukup dan akhirnya kita akan hilang arah.

 "Sikapilah dunia layaknya bayangan, semakin kau kejar maka semakin pergi ia. Berbaliklah (menuju akhirat) maka ia (dunia) akan mengikutimu" -Imam Ibnu Qayyim Rahimullah

Dosen Pengampu Mata Kuliah Tafsir: Dr. Hamidullah Mahmud, M.A.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun