Mohon tunggu...
Rahma Roshadi
Rahma Roshadi Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer Bahagia

Penikmat tulisan dan wangi buku

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bersama "Xbank" Menebar Ajakan Kebaikan

26 Mei 2019   06:45 Diperbarui: 26 Mei 2019   06:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"...tinggalkan sisa riba jika kamu orang beriman. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan RasulNya..."

Penggalan ayat dari Surat Albaqarah 278-279 di atas barangkali teramat kuat digenggam sehingga membuat komunitas ini tak gentar menghadapi sekedar lapar dan debu jalanan di sore menjelang waktu berbuka. 

Komunitas Xbank Indonesia Cabang Semarang, Sabtu sore kemarin, berdiri berjajar dalam napas dakwah menyebarkan takjil gratis dan brosur anti riba di sepanjang jalan Majapahit, tepatnya di depan Rumah Sakit Bhayangkara Kota Semarang.

Ramadhan bagi umat muslim, memang sudah seharusnya tidak sekedar digunakan untuk melaksanakan ibadah puasa saja. Karena di bulan ini, Allah seperti sedang membuka keran pahala dengan sangat deras, bahkan atas amal kebaikan sebesar biji sawi sekalipun. Maka merugilah mereka yang tidak bisa meraup medali-medali atas olimpiade amal saleh yang khusus datang di bulan ini.

Komunitas Xbank yang tersebar luas di seluruh Indonesia, tersemai dan menjamur melalui sharing dakwah tentang riba, baik di media sosial maupun dalam kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Sebagian besar dari mereka adalah para mantan pegawai bank atau lembaga keuangan lainnya, yang telah mengambil keputusan untuk hijrah dari kolam riba. 

Mereka rela meninggalkan kantor yang nyaman ber-AC, jabatan tinggi dan karir yang terjamin, juga gaji dan tunjangan tiap bulan, untuk sebuah pernyataan keimanan kepada Allah taala. Sami'na wa atho'na.

Karena itulah, mereka tidak lain pula adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan visi dan misi terhadap riba, yaitu sebuah dosa besar yang diremehkan oleh kebanyakan orang karena alasan kemudahan transaksi dan gaya hidup semata. Padahal riba adalah dosa besar yang akan mendatangkan murka Allah, sebagaimana halnya zina jika sudah merajalela.

Sedikit kebaikan itulah yang diharapkan oleh para pegiat Xbank Cabang Semarang ini, sehingga mereka sejenak meletakkan kesenangan 'ngabuburit' bersama keluarga dengan menunggu santapan nikmat di rumah, dan menggantinya dengan beradu dengan debu jalanan dan deru kendaraan, demi sebuah pesan penting yang terlupakan.

Sedemikian gerahnya mereka pada perkara riba, bukan karena mereka terbawa arus komunitas hijrah semata, atau tercuci otak oleh para ustaz yang berdakwah dengan keras. Namun memang demikianlah Alquran menyatakan firmanNya. Riba adalah salah satu hal yang Allah nyatakan HARAM dan menjadi dosa besar yang akan langsung ditantang perang olehNya jika tidak ditinggalkan.

Di dalam brosur yang disebarkan, mereka memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang riba dan tabiat buruk berhutang yang akan terus menjerat masyarakat tanpa pernah mau mengerti seberapa lelah dan letih kondisi para peminjam hutang riba itu. 

Para pemakan riba (rentenir, bank, koperasi, dsb), sebenarnya tidak akan pernah peduli pada kondisi ekonomi secara global yang mempengaruhi bisnis debitur. 

Telebih lagi, jika hanya karena alasan pribadi seperti debitur yang sakit, kecelakaan, atau bahkan meninggal. Kredit riba tetaplah harus dibayar angsuran pokok dan bunganya. Bunga yang sepertinya harum, padahal haram.
 
Peringatan ini bukan semata-mata disampaikan dari kaca mata agama Islam, namun dari perspektif mereka sebagai para mantan pegawai bank yang pernah terjun langsung untuk melihat dan menghitung sendiri, bahwa sebenarnya kredit dan bunga bank sebenarnya tidak pernah benar-benar membantu masyarakat dalam permasalahan modal kerja usahanya. Kredit hanyalah pinjaman payung di saat panas mendera, namun bank menariknya kembali di saat hujan badai.

Di tangan merekalah kredit-kredit bank pernah tersalurkan. Melalui analisa merekalah banyak masyarakat yang sekarang harus kehilangan aset keluarga karena sita agunan. 

Merekalah pegawai-pegawai yang pernah menghitung sendiri seberapa besar ancaman bahaya dari bunga kredit yang menjerat debitur, sekaligus menjalankan penagihan dan eksekusi agunan yang dijadikan jaminan-jaminan kredit gagal bayar.

Karena itulah, jalan dakwah yang mereka ambil dengan mengingatkan masyarakat akan bahaya riba, adalah juga salah satu cara mereka untuk bertobat, mengajak kepada kebaikan walaupun sebutir debu untuk menambal dosa-dosa yang pernah mereka lakukan ketika bekerja dulu. 

Dosa menyepelekan peringatan Allah, dosa yang setara dengan berzina dengan ibu kandung, dan dosa menyebarkan tantangan perang langsung untuk Allah dan rasulNya.

Seseorang yang mengajak meninggalkan keburukan, bukan hanya karena orang tersebut berilmu, namun bisa juga karena mereka sudah merasakan keburukannya, dan tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama. 

Komunitas Xbank pun berdakwah bukan karena mereka 'mendadak ustaz', namun karena mereka pernah menjadi pelaku utama penyebaran riba dan hutang yang tabiatnya hanya menjerat, dan tidak ingin semakin banyak orang terjerumus ke dalamnya.

Dosa riba itu berat, dan kami sedang taubat. Menebarkan kebaikan untuk meninggalkan riba, akan terus kami harapkan menjadi kemenangan bagi semua orang. Walaupun surga masih harus diperjuangkan, setidaknya kami bukan lagi menjadi pasukan perang yang menantang Allah dan rasulNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun