Para pemakan riba (rentenir, bank, koperasi, dsb), sebenarnya tidak akan pernah peduli pada kondisi ekonomi secara global yang mempengaruhi bisnis debitur.Â
Telebih lagi, jika hanya karena alasan pribadi seperti debitur yang sakit, kecelakaan, atau bahkan meninggal. Kredit riba tetaplah harus dibayar angsuran pokok dan bunganya. Bunga yang sepertinya harum, padahal haram.
Â
Peringatan ini bukan semata-mata disampaikan dari kaca mata agama Islam, namun dari perspektif mereka sebagai para mantan pegawai bank yang pernah terjun langsung untuk melihat dan menghitung sendiri, bahwa sebenarnya kredit dan bunga bank sebenarnya tidak pernah benar-benar membantu masyarakat dalam permasalahan modal kerja usahanya. Kredit hanyalah pinjaman payung di saat panas mendera, namun bank menariknya kembali di saat hujan badai.
Di tangan merekalah kredit-kredit bank pernah tersalurkan. Melalui analisa merekalah banyak masyarakat yang sekarang harus kehilangan aset keluarga karena sita agunan.Â
Merekalah pegawai-pegawai yang pernah menghitung sendiri seberapa besar ancaman bahaya dari bunga kredit yang menjerat debitur, sekaligus menjalankan penagihan dan eksekusi agunan yang dijadikan jaminan-jaminan kredit gagal bayar.
Karena itulah, jalan dakwah yang mereka ambil dengan mengingatkan masyarakat akan bahaya riba, adalah juga salah satu cara mereka untuk bertobat, mengajak kepada kebaikan walaupun sebutir debu untuk menambal dosa-dosa yang pernah mereka lakukan ketika bekerja dulu.Â
Dosa menyepelekan peringatan Allah, dosa yang setara dengan berzina dengan ibu kandung, dan dosa menyebarkan tantangan perang langsung untuk Allah dan rasulNya.
Seseorang yang mengajak meninggalkan keburukan, bukan hanya karena orang tersebut berilmu, namun bisa juga karena mereka sudah merasakan keburukannya, dan tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama.Â
Komunitas Xbank pun berdakwah bukan karena mereka 'mendadak ustaz', namun karena mereka pernah menjadi pelaku utama penyebaran riba dan hutang yang tabiatnya hanya menjerat, dan tidak ingin semakin banyak orang terjerumus ke dalamnya.
Dosa riba itu berat, dan kami sedang taubat. Menebarkan kebaikan untuk meninggalkan riba, akan terus kami harapkan menjadi kemenangan bagi semua orang. Walaupun surga masih harus diperjuangkan, setidaknya kami bukan lagi menjadi pasukan perang yang menantang Allah dan rasulNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H