Mohon tunggu...
Rahma Rafila
Rahma Rafila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya selalu tertarik pada kesempatan-kesempatan baru yang di berikan kepada saya. sehingga kesempatan tersebut akan menjadi pengalaman untuk lebih baik dalam banyak aspek dalam kehidupan yang saya jalani. saya senang sekali melakukan aktifitas yang ringan, membaca buku untuk mengisi kekosongan waktu saya, dan menggambar abstrak untuk menungkan pikiran yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Kognitif, Metakognitif, dan Pendekatan Konstruktivisme

25 Oktober 2024   20:36 Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.istockphoto.com

b. Faktor Eksternal

1. Faktor lingkungan.

2. Faktor pembentukan.

3. Faktor kebebasan.

Implikasi Teori Belajar Kognitif dalam Proses pembelajaran dan pengajaran:

1. Implikasi Pengajaran terhadap peserta didik yang bekerja dengan pemikir Pra-Operasional. (Santrock, 2007:53).

2. Implikasi Pengajaran terhadap anak yang bekerja dengan pemikir Operasional Kongrit. (Santrock, 2007: 55).

3. Implikasi Pengajaran terhadap anak yang bekerja dengan pemikir Operasional Formal. (Santrock, 2007:57).

Menurut Vygotsky Guru adalah fasilitator dan pembimbing, bukan pengatur; memberikan banyak kesempatan bagi murid untuk belajar bersama guru dan teman yang lebih ahli. Dengan contoh: Seorang siswa yang menggunakan mindmap untuk merangkum materi pelajaran. Mindmap ini membantu siswa mengorganisasi informasi dan melihat hubungan antara konsep-konsep yang berbeda.

Teori Meta-kognitif berkaitan dengan pemahaman dan pengaturan proses berpikir sendiri. Pendapat Anderson dan Krathwohl (2001) menyatakan bahwa Metakognitif dalam pengklasifikasian (taksonomi) pengetahuan. memasukkan metakognitif sebagai salah satu jenis pengetahuan dan menempatkan metakognitif pada urutan tertinggi setelah pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Ini melibatkan kemampuan untuk merencanakan, memantau, dan mengevaluasi proses belajar sendiri. Menurut Desmita (2006 137), pada umumnya teori-teori tentang kemampuan metakogntif mendapat inspirasi dari penelitian J.H Plavel mengenai pengetahuan metakognitif dan penelitian A.L. Brown mengenai metakognitif atau pengontrolan pengeturan diri (self-regulation) selama pemecahan masalah. Meta-kognisi membantu siswa menjadi lebih sadar akan strategi belajar yang mereka gunakan dan bagaimana meningkatkan efektivitasnya. Menurut buku (Jeanne Ellis Ormrod 2019) terkadang siswa mengembangkan strategi emecahan masalah sendiri. Sebagai contoh, banyak anak menemukan strategi penjumlahan dan pengurangan sederhana jauh sebelum mereka diperkenalkan dengan aritmatika di sekolah. Dengan contoh: Seorang siswa yang menggunakan jurnal belajar untuk mencatat strategi belajar yang berhasil dan tidak berhasil, kemudian menyesuaikan pendekatan belajar mereka berdasarkan refleksi tersebut.

Pendekatan Konstruksivisme berfokus pada bagaimana individu membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Dalam pendekatan ini, belajar dianggap sebagai proses aktif di mana siswa mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. Konstruktivisme memiliki prinsip, antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun