bahasa tidak digunakan dengan cara yang sama oleh semua orang atau dalam setiap situasi. Ragam bahasa merujuk pada variasi penggunaan bahasa yang ada dalam masyarakat, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti latar belakang sosial, budaya, geografis, serta konteks situasi komunikasi. Oleh karena itu, mempelajari ragam bahasa sangat penting untuk memahami bagaimana bahasa berfungsi dalam berbagai konteks dan bagaimana penggunanya menyesuaikan diri dengan situasi komunikasi yang berbeda.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Namun,Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa dalam berbagai situasi dan fungsi. Ragam bahasa merupakan bagian dari kajian sosiolingustik yang mencerminkan perbedaan dalam penggunaan bahasa oleh seseorang atau kelompok.
Selain itu, ragam bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status sosial, dan latar belakang pendidikan. Dalam masyarakat multibahasa atau dengan beragam dialek, variasi ini menjadi semakin kompleks, mencerminkan dinamika sosial dan budaya yang ada.
Melalui pemahaman tentang ragam bahasa, kita dapat lebih menghargai kekayaan bahasa serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi yang efektif dalam berbagai situasi.
Ada empat kelompok ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media, standar, cara pandang penutur, dan topik pembicaraan. Simak penjelasan berikut.
Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Dilihat dari media atau sarananya, Bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu ragam lisan dan tulisan.
1. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dibuat melalui alat ucap dengan fonem sebagai komponen utamanya. Ragam lisan memiliki ciri-ciri berikut:
* Memerlukan orang kedua/teman bicara
* Tergantung situasi, ruang, dan waktu
* Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, namun memerlukan intonasi serta bahasa tubuh
* Berlangsung cepat
* Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
* Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
2. Ragam Tulis
Ragam bahasa tulisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan rangkaian huruf sebagai unsurnya. Ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan yaitu:
* Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara
* Tidak tergantung kondisi, ruang, serta waktu
* Harus memperhatikan unsur gramatikal
* Berlangsung lambat
* Selalu memakai alat bantu
* Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
* Hanya terbantu dengan tanda baca
Ragam Bahasa Berdasarkan Standar
Terdapat penggolongan ragam bahasa berdasarkan standar atau kebakuan bahasa. Perbedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan atas dasar:
* Topik yang sedang dibahas
* Hubungan antarpembicara
* Medium yang digunakan
* Lingkungan atau situasi saat pembicaraan terjadi.
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar, dan non standar di antaranya meliputi:
* Penggunaan kata sapaan dan kata ganti
* Imbuhan
* Penggunaan konjungsi
* Penggunaan fungsi yang lengkap.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Cara Pandang Penutur
Apabila dilihat dari cara pandang penutur atau pembicaranya, ragam Bahasa Indonesia dibedakan menjadi:
1. Ragam Dialek, contohnya: "Gue udah baca itu buku."
2. Ragam Terpelajar, contohnya: "Saya sudah membaca buku itu."
3. Ragam Resmi, contohnya: "Saya sudah membaca buku itu."
4. Ragam Tak Resmi: "Saya sudah baca buku itu."
Ragam Bahasa indonesia Berdasarkan Topik Pembicaraan
Terdapat berbagai ragam bahasa yang digunakan dilihat dari topik pembicaraannya. Topik yang dimaksud meliputi hukum, bisnis, agama, sosial, sains, dan lainnya.
Salah satu ciri dari ragam tersebut adalah ragam ilmiah memiliki beberapa karakteristik seperti:
* Bahasa Indonesia ragam baku;
* Penggunaan kalimat efektif;
* Menghindari makna ganda;
* Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kiasan;
* Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga keobjektifan isi tulisan;
* Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
Selain penggunaan ragam bahasa Penggunaan kata baku sangat penting untuk menjaga konsistensi dan keseragaman dalam berbahasa, baik dalam tulisan maupun lisan, agar komunikasi antarindividu berjalan dengan jelas dan tepat. Kata baku berfungsi untuk membuat komunikasi menjadi jelas, tepat, dan mudah dipahami. Penggunaan kata baku membantu bahasa tetap konsisten, terutama dalam konteks formal seperti pendidikan, pemerintahan, dan media. Selain itu, kata baku membantu menghindari kesalahpahaman, yang dapat meningkatkan profesionalisme berbahasa.
Berikut adalah contoh penggunaan bahasa baku dalam kehidupan sehari-hari:
1. "Saya akan pergi ke sekolah."
  * Penggunaan kata "pergi" (baku) lebih tepat daripada kata tidak baku seperti "pulang" atau "berangkat" dalam konteks tertentu.
2. "Apakah Anda sudah makan?"
  * Menggunakan kata "apakah" dan "Anda" sesuai dengan aturan bahasa Indonesia baku.
3. "Kita harus menjaga kebersihan lingkungan."
  * Kata "kebersihan" dan "lingkungan" adalah kata baku yang digunakan dalam kalimat ini.
4. "Hari ini cuaca sangat cerah."
  * "Cuaca" adalah kata baku untuk menggantikan kata tidak baku seperti "udara" yang kadang digunakan dalam konteks yang sama.
Dengan menggunakan kata-kata baku seperti ini, komunikasi sehari-hari menjadi lebih jelas dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Laras bahasa merujuk pada variasi bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi, tujuan, atau bidang tertentu dalam komunikasi. Laras bahasa mencerminkan pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya bahasa yang disesuaikan dengan konteks atau audiens yang sedang diajak berbicara.
Laras bahasa terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Laras formal: Digunakan dalam situasi resmi, seperti pidato, acara formal, atau komunikasi di tempat kerja. Ciri-cirinya adalah penggunaan bahasa baku dan kalimat yang lebih terstruktur. Contoh: "Selamat pagi, saya ingin menyampaikan laporan mengenai hasil penelitian kami."
2. Laras informal: Digunakan dalam situasi sehari-hari yang lebih santai, seperti berbicara dengan teman atau keluarga. Biasanya lebih sederhana dan akrab. Contoh: "Hai, gimana kabarnya?"
3. Laras ilmiah: Digunakan dalam dunia akademik atau penelitian, dengan ciri-ciri penggunaan istilah teknis atau khusus yang relevan dengan bidang tertentu. Contoh: "Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak perubahan iklim terhadap ekosistem."
4. Laras agama: Digunakan dalam konteks keagamaan, dengan penggunaan kata-kata yang berkaitan dengan ajaran agama. Contoh: "Marilah kita berdoa bersama untuk kedamaian dunia."
5. Laras sastra: Digunakan dalam karya sastra, seperti puisi atau novel, dengan pilihan kata yang kaya, figuratif, atau estetis. Contoh: "Cahaya rembulan memancar lembut, menyinari jalan yang sepi."
Dengan demikian, laras bahasa memungkinkan penutur untuk menyesuaikan cara berbicara agar lebih tepat dan efektif sesuai dengan kebutuhan komunikasi.
Secara keseluruhan, penggunaan ragam bahasa, bahasa baku, dan laras bahasa merupakan cara untuk menyesuaikan komunikasi dengan berbagai konteks, audiens, dan tujuan. Ini memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat atau situasi tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H