Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perihal Sayang-sayangan

24 Maret 2021   22:26 Diperbarui: 24 Maret 2021   22:42 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lunturnya nilai sakral tersebut tak heran mendorong beragam upaya lain untuk semakin mendestruksi sayang, salah satunya adalah dengan pengecewaan-pengecewaan yang dengan sengaja makin digembar-gemborkan.

Ironis memang, di masa krisis saat peradaban tengah membutuhkan "sayang" sebagai sebuah konsep teorertis dan praksis yang utuh dan adiluhung namun pada realitanya "sayang" tak cukup mampu memberikan sumbangsih yang terlalu besar untuk dapat membuat interaksi sosial yang terjadi di masyarakat menjadi lebih aman dan tentram. Kohesifitas sosial kini amat sukar ditemui, perdebatan, pertikaian, dan permusuhanlah yang malah mendominasi.

Menyikapi kejadian memilukan itu, sayang belum mampu kembali bangkit dan menunjukan tajinya sebagai perekat bagi setiap insan agar mampu menjadi pribadi yang toleran, saling menghargai, dan berjiwa gotong royong. Cukup mengenaskan memang, degradasi nilai sayang menjadi sekedar "Sayang-sayangan" yang semu manfaatnya kiranya dapat memberikan bahan refleksi guna mencari makna sejati dari kata "sayang" ini.

Tanda bahaya ini juga sepatutnya mengingatkan kita bahwa jangan sampai makna "sayang" sebagai sebuah konsep mulia tentang kebersamaan, kehangatan, dan keharmonisan hilang artinya dalam setiap kamus peradaban manusia. Jangan sampai di hari nanti hanya terdapat satu makna tunggal tentang "sayang" yang tak lain artinya adalah kasihan dan penyesalan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun