Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Dede Bukan Boneka

4 Agustus 2020   19:58 Diperbarui: 4 Agustus 2020   19:59 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Emang harus gitu, sudah ilmunya begitu, kalau nggak ya gimana mau dapet"

"Kalau dalam ilmu ekonomi sih lu mesti harus market oriented, ya sesuai kesukaan pasar modal gimana" Ujar Ical.

Kala perbincangan makin hangat, keasyikan mereka lantas terjeda.

"Uhuk Uhuk Uhuk!"

Ical, Dede, dan Wahyu menengok ke asal suara. Saat pandangan mereka sampai pada asal suara, ketiganya nampak cukup kaget.

"Lho ko Yai ada disini? Perasaan tadi nggak ada!" Seru Dede.

"Dari tadi, ah kalian saja terlalu asyik mengobrol"

"Wah masa sih, tadi nggak ada lho Yai disitu" Wahyu menggerutu.

"Mungkin tadi tidak ada, tapi ini sekarang ada" Jawab Yai Izan santai.

Ical, Dede, dan Wahyu masih tampak heran dan tak mengerti mengapa Yai Izan bisa ada di kantin belakang kampus. Padahal jelas-jelas hanya mereka bertiga saja yang sedari tadi berdiam di sana.

"Lantas Si teteh mana yang tadi kamu bicarakan De?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun