Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: Ilmiah di Tatar Alamiah

1 Agustus 2020   19:52 Diperbarui: 1 Agustus 2020   19:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya mau gimana lagi, saat negara lain rame-rame nutup akses dari dan menuju, di kita malah siap nerima" Ujar Ical sinis.

"Lha ini bahaya sih kalo nyampe sini"

"Bukan bahaya lagi, bisa ambyar sanegaraeun!"

"Kesel parah sih asli, apalagi pas ada pejabat yang bilang kita ini kebal, duh dikira gua turunan Kratos!" Seru Wahyu.

"Realitanya, pemahaman bangsa kita memang masih terjebak kaya yang dibilang salah satu sastrawan kondang "Bangsa kita masih terjebak pada pola pikir yang didominasi pemikiran mistik dan takhayul". Itu memang sebuah fakta, dan ironinya yang tadi bilang kita kebal kan orang kesehatan yang notabene kita tahu ilmuwan yang apa-apa secara ilmiah"

"Bener sih Cal, tapi ya udah lah, kita liat perkembangannya, mudah-mudahan kita beneran kebal" Gumam Dede.

Kala perbincangan seputar virus ditutup dengan tawa, Izal dan Heru datang sambil membawa sebuah kresek.

"Apaan tuh?" Tanya Wahyu.

"Ini mau buat temen nasi, sayur bayem"

Seketika Wahyu dan Dede saling bertatapan dan kemudian menoleh ke arah Ical.

Mereka berdua lantas berseru bersamaan "Mau, biar KEBAL!".  

To be continued!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun