Ical mulai geram dengan situasi yang ia lihat itu. Ia mulai duduk dengan tidak tenang.
"Kita juga tidak boleh kalah"
"Hmmmmmm" Gumam Dede.
"Kenapa De?" Tanya Wahyu.
"Kayanya usul Ical bener juga".
"Jadi kita juga perlu nyari gitu?" Wahyu memastikan.
"Proletar juga butuh bahagia Yu, butuh pendamping" Balas Ical.
"Tapi Cal, masalah modal, wajah dan dompet, gimana, buat makan aja susah, apalagi buat pasangan" Keluh Wahyu.
"Itu dia masalahnya"
Lalu sejenak mereka kembali terdiam. Hasrat yang menggelora dalam dada berbenturan dengan realita di pelupuk mata. Niat ingin bahagia, namun tersandera kenyataan.Â
Dalam situasi bersedih itu, langit seolah mengamini kegundahan mereka. Tak lama, awan hitam mulai membumbung diatas langit. Mereka berdatangan lalu bertumpukan satu sama lain.