Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Mendobrak Hegemoni, Mewujudkan Harmoni

15 September 2019   17:12 Diperbarui: 15 September 2019   17:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/niekverlaan

Iman hanya mengangguk mendengar jawban dari Mou. Sebenarnya ia masih belum begitu paham dan masih penasaran juga. Namun ia berpikir untuk menunggu saja apa yang akan disampaikan oleh Divisi intelejen ikhwan mistis.

Tidak lama, saat para kader ikhwan mistis mulai dirundung kegabutan, Bursh, Bale dan Dede datang dengan berpakaian rapih. Ketiganya menggunakan jas dan celana katun. Dalam budaya ikhwan mistis, jika para petinggi sudah mengenakan stelan begitu pada saat rapat, itu berarti akan ada pembahasan khusus dan urgen. Bursh terlihat gagah dengan menggunakan jas hitam mengkilap, lengkap dengan dasi dan sepatu pantovel. Begitu halnya dengan Bale. Apalagi Dede, nampak necis, berwarna dan meriah dengan jas berwarna hijau muda, dasi kupu-kupu pink, juga sepatu lari keluaran terbaru. Tidak lupa topi bundar dari bahan rotan menutupi kepalanya.

Sambil menenteng map merah, mereka datang memasuki area rapat di selasar masjid

"Assalamualaikum, selamat petang semuanya" Sapa Bursh

Pandangan sekitar seketika terpusat kepada Bursh, para kader begitu takzim kepada pimpinannya itu "Waalaikumsalam!" Jawab mereka serentak

Kehadiran Bursh, Bale dan Dede sekaligus membuka rapat menuju agenda pembahasan yang sudah dinanti-nantikan. Bale sebagai pencetus pertemuan ini memantik sekaligus membuka rapat darurat ini.

"Ya, mohon maaf sebelumnya jika rapat darurat ini diadakan mendadak dan mengganggu aktifitas dari teman-teman. Hal ini menjadi penting, berkaitan dengan rencana aksi yang akan kita lakukan minggu depan. Guna mencegah jalannya aksi yang minim partisipasi, maka sudah sepatutnya kita melakukan tahap konsolidasi massa aksi dengan saksama dan tersistematisasi. Belajar dari pengalaman sebelumnya, yang kita tahu jumlah massa aksi amat minim, maka evaluasi dari hal itu hemat saya adalah dengan merubah pola penggalangan massa, tidak cukup sekedar dengan agitasi, kita juga perlu menerapkan prinsip live in dalam menggalang massa" Tukas Bale

Banyak dari kader KIMBELI yang masih belum paham dengan apa yang disampaikan oleh Bale. Vey, Rey dan Iman hanya melongo menyimak keterangan dari Bale. Bey dan Ivan kelihatan tak kuat menahan tawa melihat kelakuan tiga temannya tadi. Bagaimana tidak, mereka melihat uraian Bale dengan tatapan kosong juga dengan mulut yang terbuka.

"Intinya begini" Lanjut Bale "Saya harap mulai besok strategi live in bisa langsung diterapkan, karena dengan begitu kita punya waktu minggu ini untuk mengumpulkan massa. Selain itu, karena strategi ini merupakan terobosan baru, maka apa salahnya kita mencobanya sebagai bagian dari pengembangan pergerakan aksi, kalau kurang kita nanti evaluasi, dan kalau ternyata ampuh, bisa kita gunakan untuk kedepannya"

"Interruption of information komodor!" Ivan mengangkat tangan.

"Ya, silahkan kamerad Ivan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun