Mohon tunggu...
Rahman Tanjung
Rahman Tanjung Mohon Tunggu... Dosen - Widyaiswara / Dosen / Reviewer

Widyaiswara dan Dosen yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Love

Tak Ada WhatsApp, Gojek Chat pun Jadi

24 Juni 2023   21:31 Diperbarui: 24 Juni 2023   21:56 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang sedang melihat chat di Ponselnya (Sumber: pexels.com/Viktoria Alipatova )

....triing, terdengar bunyi notifikasi pesan dari ponsel saya. Ternyata itu chat dari pengemudi Ojek online (Ojol) yang memberitahukan bahwa ia masih agak lama untuk sampai ke titik penjemputan dimana saya berada, karena terjebak kemacetan.

"kalau kaka buru-buru, bisa dicancel saja ya", tulis abang driver pada layanan chat di aplikasi Ojol tersebut. "ok, saya tunggu aja mas" balas saya. Penggalan percakapan tadi, menunjukkan bahwa fitur chat pada aplikasi tersebut membuat kita lebih mudah berkomunikasi dalam melakukan transaksi. Mungkin bagi anda yang sering menggunakannya, hal itu sudah biasa digunakan.

Namun, akhir-akhir ini salah satu aplikasi transportasi daring, "Gojek" sempat menjadi trending topic Twitter, seiring dengan munculnya seorang Wanita bernama Lady Nayoan yang membocorkan perselingkuhan suaminya, Rendy Kjaernett dengan Syahnaz Sadiqah, seorang selebritis yang juga adik kandung dari Raffi Ahmad.

Konon katanya, bukti perselingkuhan berupa chat mereka bukan melalui SMS, WA atau DM, tapi lewat fitur chat pada aplikasi Gojek. Loh kok bisa ya? ya pasti bisa lah.  Apa pun mungkin bisa dijadikan cara bagi mereka yang memang berniat mengkhianati kepercayaan pasangannya, dengan dalih mencari kenyamanan tapi tidak pada tempatnya.

Sejak isu tersebut menyebar di dunia maya, banyak orang yang mungkin mencari-cari bagaimana cara agar bisa ngobrol lewat jalur chat pada aplikasi Gojek. Selain itu, tentu saja banyak yang tak menyangka hubungan pasangan selebritas Syahnaz dan Jeje Govinda yang terbilang adem ayem bisa diterpa isu perselingkuhan.

Namun perlu diingat, bahwa perselingkuhan tidak hanya terjadi karena faktor eksternal seperti media sosial atau aplikasi pesan saja. Perselingkuhan terjadi ketika seseorang secara sadar dan disengaja memutuskan untuk berkhianat terhadap pasangan mereka. Apa pun media atau cara yang digunakan, perselingkuhan akan terjadi jika niat tersebut sudah ada.

Dalam menghadapi ancaman perselingkuhan, penting bagi kita untuk menyadari bahwa kenyamanan dalam rumah tangga sendiri berperan krusial. Untuk itu, komunikasi yang baik dan saling terbuka merupakan fondasi penting dalam menciptakan kenyamanan tersebut.

Pasangan harus merasa aman untuk berbagi pikiran, perasaan, dan kebutuhan mereka tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Dengan adanya komunikasi yang terbuka, kita dapat membangun kepercayaan yang kuat dan memecahkan masalah sebelum mereka berkembang menjadi pemicu perselingkuhan.

Saya bahkan pernah mendengar dalam suatu seminar parenting bahwa berumah tangga itu sekitar 70% nya adalah ngobrol. Tentu saja maksud pesan tersebut, ngobrol itu bukan harus dalam sehari penuh benar-benar 70% ngobrol yang tidak ada artinya. Menurut saya, mungkin maksudnya adalah dalam perjalanan rumah tangga, bahwa makna pernikahan itu adalah ketika membersamai satu sama lain harus saling terbuka, leluasa ngomong ke pasangan tentang isi kepala masing-masing.

Jika tidak ada komunikasi yang cukup, banyak aspek yang menjadi "sulit dijelaskan" atau "sulit dimengerti" dari pasangan, sehingga mengakibatkan munculnya kerenggangan dalam hubungan tersebut.

Kapan pun ada waktu, gunakan seefektif mungkin untuk berkomunikasi dengan pasangan. Mulai dari bangun tidur sampai dengan sebelum tidur. Bahkan dalam psikologi pernikahan, dikenal adanya istilah pillow talk, yaitu obrolan yang intim, otentik dan tanpa penghalang yang terjadi antara pasangan.

Selain itu, penting juga untuk terus memperkuat ikatan emosional dengan pasangan kita. Melalui interaksi yang hangat, kegiatan bersama, dan peningkatan kedekatan fisik, dapat memupuk cinta dan koneksi yang kuat dalam hubungan pasangan.

Dengan saling memahami dan memenuhi kebutuhan emosional satu sama lain, kita dapat mengurangi kemungkinan pasangan mencari kenyamanan dan kepuasan emosional di tempat lain.

Terlepas dari berita adanya perselingkuhan dalam bentuk chat mesra melalui fitur chat aplikasi Gojek tersebut, kita harus tetap berhati-hati dan bijak dalam menggunakan berbagai media sosial. Salah satu contoh penggunaan media sosial yang tidak pantas adalah ketika digunakan sebagai platform menyebarkan fitnah, provokasi atau sebagai tempat curhat bagi pasangan suami istri.

Terkadang, istri mengungkapkan keluhan mengenai situasi keluarganya di media sosial, atau pun sebaliknya, suami yang mengumbar hal yang dianggap minus dari sang istri atau mengeluhkan perilaku istri kepada semua warga net, sehingga ribuan orang dapat melihatnya.

Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka sampaikan merupakan hal pribadi yang seharusnya diselesaikan secara rahasia dan tidak dipublikasikan.

Bukankah dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 187, Allah SWT berfirman, ".......mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka........"

Dalam Tafsir Jalalain karya Syaikh Jalaluddin, menjelaskan arti kalimat tersebut bahwa hubungan suami istri dapat disamakan dengan pakaian yang melekat erat pada kulit. Seperti halnya pakaian, tidak ada sekat yang memisahkannya. Maka, dalam kehidupan pernikahan, penting adanya saling percaya, keterbukaan, tanggung jawab, dan kesetiaan satu sama lain.

Dalam Tafsir An-Nawawi, Imam Nawawi menjelaskan bahwa pakaian dalam konteks hubungan suami istri dalam ayat tersebut di atas, memiliki arti saling melindungi dan menutupi kelemahan di antara keduanya. Pasangan suami istri seharusnya tidak mengungkapkan kelemahan atau keburukan satu sama lain kepada orang lain, bahkan kepada orang tua mereka sendiri.

Pada akhirnya, perselingkuhan bukanlah semata-mata tentang media atau cara yang digunakan, tetapi lebih pada niat dan kenyamanan dalam rumah tangga kita. Dengan membangun komunikasi yang baik, saling terbuka, dan menciptakan ikatan emosional yang kuat, kita dapat melawan ancaman perselingkuhan dan membangun hubungan yang sehat, bahagia, dan langgeng bersama pasangan kita.

Saya menulis ini bukan untuk bermaksud menggurui kepada para pembaca, atau merasa diri saya adalah sebagai sosok suami yang paling baik. Namun, tentunya saya dan istri akan terus berusaha memperbaiki dan memantaskan diri untuk saling menjaga ikatan suci pernikahan yang telah kita sepakati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun