Mohon tunggu...
Rahman Tanjung
Rahman Tanjung Mohon Tunggu... Dosen - Widyaiswara / Dosen / Reviewer

Widyaiswara dan Dosen yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bolehkah Menjadi Pelakor?

19 Mei 2021   00:50 Diperbarui: 19 Mei 2021   00:54 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selingkuh = Korupsi (Dok. pribadi)

Sebut saja BTS, Black Pink, Super Junior dan EXO, mereka adalah contoh grup KPop yang memiliki banyak penggemar atau fan base di Indonesia. Bahkan ada juga loh orang Indonesia yang menjadi member dari salah satu grup KPop di Korea, yaitu Dita Karang di Secret Number.

Gara-gara semakin hits nya lagu dan drama Korea, cukup banyak berdampak terhadap trend yang ada saat ini. Mulai dari makanan Korea, kursus bahasa Korea sampai dengan gaya berpakaian dan gaya rambut ala-ala korea atau korean style.

Hanya saja menurut saya, boleh bila kita menjadi Pelakor alias Pecinta Lagu Korea, asalkan kecintaan atau kegemaran kita terhadap lagu korea dan artis yang menyanyikannya tidak terlalu berlebihan, atau bahkan sampai mengagung-agungkannya. Karena sesuatu berlebihan itu tidak baik, bahkan dalam Islam sikap yang berlebih-lebihan itu dilarang, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Maidah ayat 77, yang artinya, "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu".

Tergantung Sudut Pandang 

Dari semua istilah Pelakor yang saya sampaikan tadi, hanya satu Pelakor yang menurut saya boleh dilakukan, tapi tidak dengan berlebih-lebihan, yaitu menjadi Pecinta Lagu Korea.

Mungkin setelah anda membaca tulisan ini, anda berpendapat tulisan saya kurang memberikan manfaat. Tapi yang ingin saya sampaikan adalah agar kita jangan terlalu terburu-buru menilai sesuatu itu dengan buruk atau negatif. Karena walaupun sesuatu itu biasanya sebagian besar orang memandangnya buruk atau negatif, kita perlu terlebih dahulu melihatnya dari seluruh sudut pandang, bukan hanya dari satu sudut pandang saja.

Bukan kan kita pernah mendengar sebuah ungkapan yang menyatakan, don't judge the book by its cover atau jangan hanya menilai sebuah buku dari cover/jilidnya saja. Belum tentu buku yang anda anggap covernya jelek dan tidak menarik, isinya juga tidak jelek dan tidak menarik. Sehingga kita perlu membacanya terlebih dahulu.

Begitu juga bila kita melihat atau dihadapkan pada suatu hal atau kejadian, jangan lah kita terburu-buru menilai atau memvonis hanya dari penampilan luarnya saja, tetapi kita perlu melihatnya juga dari sudut pandang lainnya yang mungkin tidak nampak hanya dari penampilann luarnya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun