Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang memiliki hubungan internasional baik hubungan bilateral maupun multilateral.Â
Dengan adanya hubungan internasional ini maka dapat meningkatkan perkembangan pembangunan di Indonesia, karena dalam suatu pembangunan pasti akan membutuhkan modal eksternal selain modal mandiri internal guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.Â
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya, Indonesia memiliki permasalahan dalam keterbatasan modal karena dalam membiayai kebutuhan negara telah terjadi berbagai ketimpangan antara jumlah modal yang ada dengan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh negara.
Pembangunan berkelanjutan diperlukan untuk memperbaiki kondisi ekonomi sebuah negara tanpa terkecuali negara Indonesia. Indonesia memiliki kendala untuk mewujudkan program-program pembangunan demi kemakmuran nasional akibat kesenjangan penerimaan dan pengeluaran atau timbulnya defisit anggaran pembangunan.Â
Menyikapi hal tersebut pemerintah melaksanakan kebijakan-kebijakan baik berupa stimulus internal maupun eksternal. Sesuai dengan perkembangan ekonomi secara global, pinjaman daerah menjadi alternative sumber dana utama defisit fiskal selain itu juga dapat diperoleh dari investasi asing.Â
Jika diamati utang luar negeri dan penanaman modal asing di Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi juga memiliki peran yang penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan harga barang dan jasa secara signifikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas supply dan demand di pasaran.
Permasalah utang luar negeri di Indonesia mulai muncul pada masa pergantian orde lama menjadi orde baru yang disebabkan oleh turunnya kondisi perekonomian Indonesia akibat krisis moneter pada tahun 1998.Â
Permasalahan ini menyebabkan tingkat inflasi tinggi dan terjadi keterbatasan pangan, sandang juga minimnya tabungan yang dimiliki oleh pemerintah.Â
Akibat kejadian ini utang luar negeri dianggap dapat mengatasi masalah krisis nasional  yang diikuti oleh peningkatan laju pertumbuhan penduduk sekaligus tingginya perubahan cadangan devisa.
Utang Luar Negeri (ULN) atau biasa disebut pinjaman luar negeri merupakan sebagian dari total utang pada suatu negara yang didapatkan dari para kreditor di luar negara tersebut.Â
Penerima dari utang luar negeri adalah pemerintah, perusahaan ataupun perorangan dimana bentuk utang tersebut berupa uang yang diberikan dari pihak baik swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan nasional  (IMF) serta juga dapat diperoleh dari Bank Indonesia.Â
Utang luar negeri (foreign debt) merupakan variable yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi apabila hutang-hutang tersebut digunakan sebagai peruntukannya seperti membuka lapangan pekerjaan baru dan investasi dalam bidang pembangunan yang akhirnya akan mendorong suatu perekonomian pada negara.Â
Namun, utang luar negeri juga dapat menjadi penghambat pertumbuhan perekonomian apabila tidak dimanfaatkan secara optimal karena masih kurangnya fungsi pengawasan atau penanggung jawab dari setiap utang-utang tersebut.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 ULN Indonesia mencapai 84.067 juta USD dan produk domestic bruto sebesar Rp 1.964.327,3 miliar. Utang luar negeri dan produk domestic bruto ini setiap tahunnya mengalami peningkatan seperti yang terjadi di tahun 2012 utang luar negeri telah mencapai 252.364 juta USD dan produk domestic bruto sebesar Rp 2.618.938,4 miliar lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.Â
Penyebab dari utang luar negeri yang terus meningkat dikarenakan pemerintah tidak dapat mencukupi kebutuhan perekonomian serta PDB selalu meningkatkan didukung oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat sendiri dan investasi pemerintah maupun swasta.Â
Atmadja (2001) menyatakan bahwa dalam jangka pendek utang luar negeri sangat membantu  pemerintah Indonesia dalam berupaya untuk menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran atas pembangunan yang cukup besar. Apabila ditinjau dalam jangka panjang, utang luar negeri tersebut dapat memicu timbulnya berbagai permasalahan ekonomi di Indonesia, seperti menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh (inflasi).
Perkembangan investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mengalami fluktualisasi yang dapat diamati berdasarkan (BPS dan Bank Indonesia) pada tahun 2000 investasi mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu sebesar 188.101,8 miliar rupiah dengan pertumbuhan ekonominya sebesar 4,9%.Â
Sedangkan pada tahun 2001 investasi mengalami penurunan sebesar 94.548,52 miliar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi secara otomatis turun menjadi 3,5%. Hal ini dapat terjadi karena tingginya risiko investasi akibat adanya gangguan dalam bidang keamanan dan juga dapat terjadi karena ketidakpastian penegakan hukum dan perselisihan perburuhan.Â
Seperti yang kita ketahui, investasi seringkali memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka dibutuhkan ketanggapan dari setiap sektor perekonomian dengan berproduksi lebih cepat dan tentunya lebih banyak dari tahun sebelum-sebelumnya.
Dengan melakukan utang luar negeri diharapkan akan memperbaiki serta menambah investasi pembangunan yang ada di Indonesia, namun utang luar negeri yang dilakukan setiap tahun apabila tidak diimbangi dengan peningkatan cadangan devisa dapat mengakibatkan bertambahnya pengeluaran secara terus menerus.Â
Selain itu modal dana pembangunan pemerintah yang dilakukan melalui utang luar negeri dapat berdampak pada perubahan harga-harga yang ada di dalam negeri yang akan terjadi inflasi.Â
Jadi pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan berbanding lurus dengan investasi yang artinya ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara meningkat maka investasi juga akan mengikutinya.Â
Namun, investasi sebenarnya tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu terhadap hubungan satu arah yaitu pertumbuhan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap investasi.
Dalam melaksanakan utang luar negeri seharusnya pemerintah memiliki manajemen yang baik serta pertimbangan yang matang ketika mengambil pinjaman luar negeri di tahun-tahun berikutnya dengan melihat pengalaman pinjaman luar negeri sebelumnya. Selain itu juga memperbaiki biokrasi untuk memudahkan investasi di Indonesia sehingga dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
ReferensiÂ
Salawati Ulfa, T. Zulham, Analisis Utang Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. 2017. Jurnal Mahasiswa (JIM). Vol.2 No. 1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H