Disleksia adalah salah satu gangguan belajar yang paling umum, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan membaca. Kondisi ini memengaruhi sekitar 5-10% populasi dunia, meskipun angka pastinya dapat bervariasi tergantung pada kriteria diagnosis yang digunakan. Disleksia sering kali dianggap sebagai kesulitan membaca, tetapi sebenarnya lebih dari itu; disleksia melibatkan serangkaian kesulitan dalam pemrosesan bahasa yang dapat memengaruhi kemampuan individu dalam membaca, menulis, mengeja, dan bahkan berbicara. Artikel ini akan membahas secara mendalam hubungan antara disleksia dan kemampuan membaca, mulai dari definisi, penyebab, dampak pada pembelajaran, hingga strategi yang dapat membantu individu dengan disleksia untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka.
Definisi Disleksia dan Kemampuan Membaca
Disleksia berasal dari bahasa Yunani, di mana "dys" berarti kesulitan dan "lexia" berarti bahasa atau kata. Secara sederhana, disleksia dapat diartikan sebagai kesulitan dalam memproses bahasa. Menurut International Dyslexia Association (IDA), disleksia adalah gangguan belajar berbasis neurologis yang ditandai oleh kesulitan dalam mengenali kata secara akurat dan/atau lancar, serta kesulitan dalam mengeja dan decoding (pemecahan kata).
Kemampuan membaca, di sisi lain, adalah keterampilan kompleks yang melibatkan pengenalan huruf, penggabungan suara, pemahaman teks, dan pengolahan informasi yang diperoleh dari teks. Bagi individu tanpa disleksia, proses membaca terjadi secara otomatis setelah latihan yang cukup. Namun, bagi individu dengan disleksia, proses ini menjadi jauh lebih sulit dan memerlukan usaha yang lebih besar.
Bagaimana Disleksia Mempengaruhi Kemampuan Membaca
1. Kesulitan dalam Phonological Awareness (Kesadaran Fonologis)
Salah satu ciri utama disleksia adalah kesulitan dalam kesadaran fonologis, yaitu kemampuan untuk mengenali dan memanipulasi suara dalam kata-kata. Misalnya, anak dengan disleksia mungkin kesulitan mengidentifikasi suara awal dari kata "buku" atau menggabungkan suara "b" dan "u" menjadi "bu." Kesulitan ini secara langsung memengaruhi kemampuan mereka untuk decoding kata, yang merupakan dasar dari membaca.
2. Kesulitan dalam Otomatisasi Pengenalan Kata
Individu dengan disleksia sering kali memerlukan waktu lebih lama untuk mengenali kata secara otomatis. Sebagai contoh, sementara pembaca tipikal dapat mengenali kata seperti "rumah" dalam hitungan milidetik, individu dengan disleksia mungkin harus menguraikan kata tersebut setiap kali mereka menemukannya. Hal ini menghambat kelancaran membaca dan dapat menyebabkan kelelahan mental.
3. Gangguan dalam Memori Kerja
Memori kerja yang lemah adalah masalah umum lainnya pada individu dengan disleksia. Memori kerja memainkan peran penting dalam membaca, karena pembaca harus mampu mengingat suara, huruf, dan makna kata secara bersamaan. Ketika memori kerja terganggu, pembaca mungkin kesulitan memahami teks yang lebih panjang karena mereka tidak dapat mengingat informasi yang baru saja mereka baca.