Putih cantik kekuning-kuninganÂ
Dengan kelopak lima merekahÂ
Mengeluarkan aroma yang begitu harum
Diselipkan dikerudung hitammu
Engkaupun tersenyum manis menatapku
Dari hari ke hari Kamboja tumbuh subur dihati
Wanginya menyapa setiap pagi
Dari balik jendela dihantar semilir angin padang rumput
Ketika musim kemarau datang
Engkau luruh satu persatu
Menaburi halaman depan rumahku
Kupungut engkau helai demi helai
kukumpulkan dan kusimpan dalam sanubariku
Kini Kamboja tinggal sendirian
diujung ranting yang paling tinggi
mungkin inilah Kamboja terakhirku
Kemarau semakin panas
Hujanpun tak ada kabar berita
Lari bersama angin padang rumput depan rumahku
ranting Kamboja tinggal tulang belulang
Tak berdaun tak berbunga
Kini tidak ada lagi yang menyapaku
Ketika aku bangun pagi dan membukakan jendela
Kamboja apa kabarmu
Mungkinkah kita bisa berjumpa lagi di lain waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H