Saya sangat merasakan bagaimana resahnya mengatur gaya berpakaian terutama office wear. Bagaimana hari seninku look white for top, then selasa nuansanya merah, rabu dengan black, kamis batik dan jumat seragam perusahaan, tetap pada akhirnya saya harus menentukan mengenakan kerudung warna apa, harus dipadukan dengan celana atau rok, paduan style tersebut honestly membuat saya khawatir dan harus tetap menyiapkan dana khusus untuk belanja produk fashion. Apakah ini membuat saya akhirnya boros ? seharusnya tidak karena pilihan bergaya kembali pada diri saya. Nah, dari keresahan bergaya yang saya rasakan itu, akhirnya saya memiliki pemikiran saya tetap harus cantik tapi saya juga harus cantik dalam mengatur budget untuk belanja produk fashion.Â
Look
Saya mencoba berpikir sederhana untuk menentukan standar look yang akan saya jadikan ciri khas atas berpakaian. Pertama, saya melihat dulu mobilitas saya setinggi apa, nah mobilitas inilah yang mempermudah saya menentukan look apa yang akan saya jadikan prioritas dalam bergaya setiap harinya.Â
Trend
Sebelum memilih produk yang akan saya beli, saya mencari tahu tentang apa itu sustainable fashion, fast fashion, dan semacamnya. Wawasan ini membuat saya menyadari bahwa membeli pakaian adalah salah satu bentuk kesadaran penuh bahwa saya akan menambah item ke dalam lemari saya, apakah saya harus menyortir dulu pakaian lama saya dan saya gantikan dengan pakaian baru, sampai pada kesadaran budget berapa yang akan saya spent untuk membeli pakaian.Â
Color
Warna menjadi salah satu indikator penting apakah koleksi pakaian kita nantinya dapat bertahan lama atau malah membuat kita jadi sulit memadukan gaya. Warna yang saya maksud disini adalah tidak harus semua koleksinya earth tone, ngga harus semuanya warna solid atau pastel. Tetap update wawasan memadukan warna pakaian untuk memberikan penguatan pada pikiran kita bahwa pakaian dengan koleksi warna yang kita punya mostly bisa dikenakan di beragam momen. Karena styling bisa juga dilatih dari kesederhanaan, tidak harus koleksi semua warna untuk menjadi yang paling stylish, namun kepandaian mengkolaborasikan warna adalah salah satu skill yang perlu diasah juga untuk semua perempuan.
Menjadi cantik terkadang saya harus menilik instagram dan pinterest, bahkan masih harus explore di tik tok. Tapi kalau saya ingin menyadari kecantikan saya, maka saya harus memahami ada budget yang harus saya keluarkan, ada lemari yang harus saya siapkan ruangnya, ada event atau pekerjaan yang harus bisa mengakomodir fungsi dari fashion saya.
Bagi publik figur sepertinya konsep ini tidak begitu berlaku, karena kebutuhan mobilitas dan sorotan kamera menjadi salah satu tools mereka dalam mengedukasi orang-orang seperti saya agar lebih mengerti lagi bahwa fashion dan peoplenya memiliki porsi peran masing-masing. Secara sadar berfashion, secara sadar membelanjakan uang untuk kebutuhan bergaya namun tetap tidak melupakan ada orang lain yang juga berperan mengedukasi kita melalui koleksi pakaiannya yang banyak, beragam dan berwarna dengan budget yang fantasis.
Tidak menutup kemungkinan bahwa mungkin cara berpakaian saya juga akan menjadi edukasi bagi orang orang yang berkonsep sama seperti saya. Jadi, siapapun perempuannya, apapun gayanya dan berapapun budget yang dikeluarkan untuk bergaya adalah pilihan masing-masing perempuan. Tetap jadi cantik dengan prinsip smartbeautysm masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H