Mohon tunggu...
Rahmah DianPutri
Rahmah DianPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Education is important especially for woman

Usaha dan doa tidak akan berakhir sia-sia, melainkan berbuah bahagia. - Rahmah Dian Putri -

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Abadi dan 3 Alasan Seharusnya Skripsi Tidak Diharuskan

26 Maret 2021   19:19 Diperbarui: 26 Maret 2021   19:21 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kuliah umumnya ditempuh selama kurang lebih tujuh semester. Mahasiswa mempelajari berbagai mata kuliah sesuai dengan program studinya. Menempuh waktu yang cukup lama dan harus memahami lebih dari satu mata kuliah adalah sebuah perjuangan mahasiswa. Perjuangan tersebut tidak berarti apa-apa jika penentu kelulusan adalah skripsi. Mengapa demikian? Sebab, di dalam satu mata kuliah saja terdapat berbagai macam topik yang dipelajari, sedangkan skripsi hanya memuat satu topik saja. Lantas, topik lain hendak dikemanakan? Itulah mengapa skripsi disebut tidak sebanding dengan perjuangan semasa kuliah. Mahasiswa yang seharusnya lulus karena sudah menyelesaikan sejumlah Satuan Kredit Semester (SKS), justru masih harus memikirkan tugas akhir berupa skripsi. Bisa disebut pula bahwa skripsi hanya memperlambat kelulusan mahasiswa. Sebab tak sedikit yang masih menyandang gelar mahasiswa hingga semester sepuluh karena terhambat pada tugas akhir. Bahkan ada mahasiswa yang terpaksa drop out karena tak kunjung menyelesaikan skripsinya. Miris sekali.

Terkait dengan adanya fenomena mahasiswa abadi yang diakibatkan karena beberapa isu seperti dosen yang mempersulit proses penyelesaian tugas akhir, mahasiswa yang tidak memiliki minat dan bakat pada bidang penulisan, dan skripsi yang membuat perjuangan selama tujuh semester kuliah menjadi sia-sia, maka untuk mengurangi angka peningkatan mahasiswa abadi, peniadaan skripsi perlu dilakukan atau paling tidak skripsi dijadikan sebuah pilihan. Mahasiswa berhak menentukan tugas akhir seperti apa yang akan dilakukan sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya, mahasiswa yang suka bersosialisasi bisa mengabdi dan mengembangkan sebuah desa atau mahasiswa bisa mengerjakan projcet lainnya sebagai tugas akhir. Skripsi bisa dipilih sebagai tugas akhir jika mahasiswa memang benar-benar menguasai bidang tersebut. Sehingga hasil dari tugas akhir akan jauh lebih maksimal jika menekankan pada minat dan bakat.

Setiap orang memiliki pendapat dan itulah pendapat saya. Pengembangan minat dan bakat lah yang seharusnya dilakukan, bukan justru memaksa mahasiswa untuk mengerjakan sesuatu yang tidak dikuasainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun