Banjir di Bumi Pada Masa Depan
Hasil Penelitian : AncamanPada Tahun 2050, sekitar 237 juta orang yang tinggal di pesisir Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, dan Vietnam terkena peluang ancaman banjir laut. dengan kuantitas tinggi yang berdampak pada tenggelamnya suatu wilayah.Â
Tahun 2100 mendatang area yang didiami oleh 15 persen populasi dunia atau sekitar 1 triliun orang akan tenggelam. Hal ini disebabkan perubahan iklim yang terjadi pada abad ini.Â
Selain itu, apabila melihat pada studi yang telah  dilakukan oleh organisasi non pemerintah di Amerika serikat, Climate Central.
Menunjukan adanya kenaikan sebesar lima kali lipat ancaman dibandingkan dengan perkiraan yang lalu.
Maka dapat pula diartikan bahwa cuaca ekstrem di akhir tahun sangat memungkinkan untuk terjadi di masa yang akan datang.
Bahkan bisa saja cuaca ekstrem seperti itu akan menghantui manusia setiap harinya.
Dunia: Kebakaran Hutan Dan Lahan
Perkiraan tadi di perkuat dengan fakta yang terjadi di dunia selama dua tahun belakangan ini. Sepanjang Tahun 2020 hingga 2021, tercatat terjadi kebakaran besar hutan dan lahan.
Peristiwa ini terjadi hampir di semua benua. Mulai dari Asia, Amerika, Australia, Afrika dan Eropa.Â
Adapun data yang didapat misalnya di California mengalami kebakaran hebat yang menghanguskan 4 juta hektar lahan hutan, menewaskan 31 orang dan menghancurkan lebih dari 8000 bangunan.Â
Atau kebakaran hebat  di enam negara bagian di Australia yang menewaskan 27 orang, 2000 rumah hangus dan 7,3 juta hektar lahan terbakar
Lalu, Apa Kabar Dengan Indonesia?
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia meningkat sejumlah 20,85% dibandingkan pada 2020.Â
Apabila diubah nilai persen dari perbandingan tersebut ke satuan hektar menjadi  358.867 hektare (ha) luasnya. Karhutla ini terjadi pada 2021 lalu.
Situs gis.bnpb.go.id mencatat, sudah terjadi bencana banjir sebanyak 1.475 kejadian di Indonesia. Wilayah terdampak banjir di Indonesia pun cukup merata dari Papua hingga Aceh.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Cuaca ekstrem akhir tahun 2022 akan terjadi. terkhusus perihal cuaca hujan lebat.Â
Pihak BMKG juga memaparkan setidaknya, fenomena cuaca ekstrem bisa terjadi dikarenakan dinamika atmosfer hingga peristiwa anomali yang terjadi secara bersamaan. Â
Adakah Penyebab Lain Dari Kondisi Buruk Bumi?
Lebih jauh lagi, ancaman tenggelam dan terbakarnya wilayah di muka Bumi. Tidak semata-mata sebab peningkatan permukaan air juga global warming.Â
Namun menyangkut peluang penurunan tanah dan terlibatnya oknum-oknum yang ditunggangi kepentingan pribadi.
Maka tak bisa dipungkiri ada sangkut pautnya dengan man-made disaster (bencana ulah manusia).Â
Tidak hanya karena natural disaster (bencana alam).Â
Disadari atau tidak rentetan peristiwa tadi memiliki hubungan timbal-balik yang sangat kuat sehingga membentuk bayangan mematikan perihal kondisi perubahan iklim dari waktu ke waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H