Mohon tunggu...
Rahmah Afifah
Rahmah Afifah Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Literasi - Berbagi Referensi

Catatan Disela Perkuliahan ini sesungguhnya merupakan bagian dari project pribadi. Lahir dari keluh kesah sebagai mahasiswa yang merasa sia-sia, Jika hasil begadangnya hanya tergeletak begitu saja. (2021-2025)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Dakwah: Mencari Pengertian Dakwah dalam Sejarah

19 Desember 2022   11:37 Diperbarui: 19 Desember 2022   11:45 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dakwah Islam/Canva.com

Istilah dakwah sebenarnya tidak pernah mendapatkan definisi atau pengertian yang eksplisit dari Nabi, baik dari perilakunya maupun ucapannya. 

Hal ini berbeda dengan istilah puasa, haji, dan sholat yang telah dijelaskan Nabi dari arti etimologis menjadi arti sakral yang menunjuk pada peribadatan (ritual penyembahan) dalam Islam. 

Maka menjadi sebuah kewajaran, jika dikemudian hari para pengikut Nabi Muhammad SAW mencoba membatasi  definisi tentang dakwah itu sendiri. 

Dengan mencoba untuk berusaha mengidentifikasi tindakan-tindakan tertentu. mana yang masuk dalam cakupan makna dakwah dan mana yang keluar dari konteks dakwah itu sendiri.

Oleh karenanya wajar pula apabila ditemukan dalam catatan sejarah umat muslim, bahwa pengertian dakwah mengalami penyempitan dan perluasan makna. 

Dakwah Periode Pasca Rasullullah

Di masa Sahabat, Tabi'in dan Dinasti Umayyah, paradigma dakwah Islam lebih mengarah pada pembebasan kaum non-muslim dari kesyirikan agar mendapat cahaya Islam (melalui pendekatan ekspansi).

Barulah di masa Abbasiyah, pengembangan paradigma dakwah dilakukan lebih leluasa. Hal ini karena perluasan wilayah dan pembebasan tidak terlalu sering dilakukan. 

Sehingga penguasa dan ulama terkonsentrasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan keilmuwan Islam lainnya. 

Pada masa keemasan Dinasti Fatimiyah di Mesir, dakwah mewujud secara hierarkis dalam bentuk tingkatan-tingkatan da'i. Sejak dari wilayah paling rendah (terbelakang), sampai ke pusat pemerintahan (yang digolongkan sejahtera). 

Bagaimana Dakwah di Indonesia?

Akibat dari perkembangan dakwah yang besar-besaran, Islam berhasil membumi di Indonesia. Dalam perkembangan terkini di Indonesia sendiri, terkhususnya dalam lingkungan pendidikan di perguruan tinggi Islam.

Setelah melalui berbagai dinamika, akhirnya dakwah berhasil berkembang menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan memenuhi syarat-syarat keilmuan pada umumnya. Keberadaannya pun telah mendapat pengakuan.

Ilmu Dakwah berkedudukan sejajar dengan disiplin ilmu lainnya. Seperti ulumul quran, ushul fiqh, tasawuf, akhlak, tauhid atau akidah. Ia bertitik tolak dari pendekatan deduktif normatif yang bersumber dari wahyu dan dikembangkan dengan pendekan induktif.

Sehingga dengan jelas memperlihatkan bobot sebagai disiplin ilmu yang memiliki karakteristik khusus.

Dakwah Meliputi Banyak Hal

Maka apabila ditinjau dari periodisasi dakwah yang sedang dibahas sebelumnya, definisi dakwah ternyata berhubungan dengan pemetaan pemikiran tokoh atau kelompok juga gerakan yang membumikan dakwah islam ketika itu.

Sehingga tentu akan ditemukan adanya pola tertentu yang digunakan aktivitas dakwah. Ilyas Ismail mengklasifikasikan paradigma dakwah berdasarkan gerakan yang dilakukan pelakunya menjadi empat paradigma.

Empat paradigma tersebut diantaranya adalah paradigma tablig, paradigma pengembangan masyarakat, paradigma harakah dan paradigma kultural.

Jadi, Dakwah Itu Apa?

Pemahaman tentang dakwah ini terus mengalami perbedaan dalam setiap pergantian waktunya. Meski begitu, ada satu hal yang dapat menjadi benang merah dari seluruh kegiatan dakwah tadi yaitu upaya sosialisasi ajaran islam. 

Dalam pengertian lengkapnya, barang kali dapat diartikan seperti ini. Dakwah adalah menyeru manusia untuk hidup di jalan Allah dengan amar ma'ruf nahyi munkar agar tercapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Atau dapat pula diartikan sebagai usaha untuk mengajak manusia agar beriman kepada Allah AWT. dan tunduk kepada-Nya dalam menjalankan kehidupan dimanapun tempat ia berada, juga bagaimanapun kondisi atau situasi yang dialami olehnya.

Referensi :

  • Ismail, I. (2011). Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana.
  • Maulana, A. S. (2021). Pengantar Filsafat Dakwah Pendekatan Baru. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 
  • Marwantika, A. I. (2015). Pemetaan Aliran Pemikiran Dakwah Ditinjau Dari periodesasi Gerakan Dakwah dan Konsep Keilmuan. Qolamuna: Jurnal Pendidikan Sosial dan Agama, 7-37.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun