Kelekatan anak pada orang tua, sebagai hasil dari pola asuh secure attachment, memberikan pengaruh  terhadap perkembangan emosi, kognitif, dan fisik (Malekpour, 2007).Â
Thompson (dalam Malekpour, 2007) menambahkan bahwa anak yang aman (secure) cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi tekanan teman sebaya.Â
Anak juga cenderung lebih independen, dimana meminta bantuan guru hanya bila mereka membutuhkannya (Sroufe, dalam Malekpour, 2007). Malekpour (2007) juga menjelaskan bahwa independensi tersebut akan membantu anak dalam mencapai kompetensi yang lebih besar dengan menghadapi pengalaman berikutnya. Ini merupakan bukti bagi anak dalam mengembangkan keberanian dan kegigihan untuk menjadi pembelajar aktif yang sesungguhnya.
Pola asuh secure attachment merupakan usaha pelengkap dari penerapan konsep pembelajaran aktif di Indonesia. Pola asuh ini merupakan upaya dasar dalam membentuk pembelajar-pembelajar aktif yang berkeinginan kuat dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan.Â
Adanya penekanan terhadap pentingnya pola asuh secure attachment ini juga ikut mempersiapkan pembentukan sistem pembelajaran aktif beberapa tahun mendatang.
Sehingga, masyarakat akan mampu mencetak generasi dengan motivasi internal belajar yang tinggi seiring dengan pembaharuan sistem pendidikan yang cenderung menekankan motivasi eksternal belajar peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H