Selain beberapa faktor yang telah disampaikan, salah satu faktor yang juga penting ialah faktor adanya kekhawatiran terhadap perceraian. Gen Z merupakan sebuah generasi yang tumbuh di era dimana teknologi sudah berkembang  pesat serta era dimana informasi dapat tersebar begitu cepat. Mereka kerap kali melihat berita mengenai perceraian beredar di media sosial.  Hal tersebut tentunya juga mempengaruhi cara pandang mereka terhadap pernikahan itu sendiri. Berdasarkan jurnal "Perspektif Generasi Z di Platform X Terhadap Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia" yang ditulis oleh Adhani dan Acep Aripudin, ia menyatakan bahwa sebagian besar Generasi Z yang mereka temui pada platform media X menyatakan bahwa salah satu alasan yang membuat mereka merasa ketakutan terhadap pernikahan adalah karena mereka terpengaruh dengan tingkat risiko perceraian yang semakin tinggi baik saat ini maupun di masa depan (Adhani & Acep Aripudin, 2024) .
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kasus perceraian di Indonesia pada tahun 2023 adalah 463.654 kasus. Adapun faktor utama yang menyebabkan kasus  perceraian tersebut dapat terjadi ialah karena faktor ekonomi, komunikasi, dan pengaruh sosial media. Dengan banyaknya kasus perceraian yang terjadi dan  viral di sosial media,  Gen Z menjadi merasa waspada sebelum memutuskan untuk menikah. Â
Perubahan Pola Pikir
Di zaman yang semakin maju ini Generasi Z menyadari bahwa tujuan utama dari hidup dan kebahagiaan mereka tidak berfokus pada pernikahan saja. Namun, dapat juga digapai melalui karir, pendidikan, dan pengembangan diri. Generasi Z telah mengalami perubahan pola pikir yang membuat mereka merasa pernikahan bukan satu-satunya jalan untuk  membuat mereka bahagia. Banyak dari mereka yang merasa bahwa karir dan pendidikan menjadi hal yang jauh lebih penting bagi mereka,  mereka  yakin akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kedua hal tersebut. Mereka  merasa bahwa  mengembangkan kemampuan serta value mereka juga tidak kalah penting.
Fenomena "Marriage Is Scary" di kalangan Gen Z mencerminkan perubahan signifikan dalam cara pandang generasi muda terhadap komitmen pernikahan. Alih-alih dianggap sebagai kemunduran, tren ini menunjukkan bentuk adaptasi Gen Z terhadap tantangan sosial, finansial, dan emosional yang semakin kompleks di era modern. Generasi ini tidak lagi melihat pernikahan sebagai tujuan hidup yang harus dicapai, tetapi sebagai pilihan yang memerlukan kesiapan matang. Untuk mengatasi fenomena ini serta menumbuhkan pandangan yang seimbang terkait pernikahan, dibutuhkan pendekatan inklusif dan relevan dari pemerintah, media, dan generasi sebelumnya untuk menciptakan narasi positif tentang pernikahan tanpa menghakimi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI