Mohon tunggu...
Rahmad Romadlon
Rahmad Romadlon Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Menulis Puisi, Artikel, Kata-kata Bijak, dan Motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Atun, Gadis Sukarimba

22 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:18 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim hujan tiba, membawa hujan deras yang tak henti-hentinya. Sungai meluap, membanjiri ladang-ladang dan rumah-rumah di desa. Atun dan ayahnya kehilangan sebagian besar hasil panen mereka. Banyak warga desa yang kehilangan tempat tinggal.

Namun, di tengah musibah itu, Raka dan Atun bekerja bersama membantu warga. Raka menggunakan keterampilannya untuk membuat perabotan baru bagi mereka yang kehilangan barang-barang. Atun membantu memasak dan merawat anak-anak yang sakit. Kebaikan mereka menyentuh hati banyak orang.

Ketika banjir surut, warga desa berkumpul di tepi sungai untuk membersihkan sisa-sisa puing. Di tengah kerja keras itu, Raka dan Atun menjadi semakin dekat. Mereka tidak hanya berbagi tugas, tetapi juga saling mendukung secara emosional.

Suatu malam, setelah semua pekerjaan selesai, Raka membawa Atun ke tepi sungai. Di tangannya, ia membawa sebuah ukiran baru---dua tangan yang saling menggenggam, dengan tulisan: "Seperti sungai ini, cinta kita akan terus mengalir, apa pun yang terjadi."

"Atun," ujar Raka dengan suara bergetar. "Aku tahu aku hanya seorang perajin kayu sederhana. Tapi aku ingin kau tahu, aku ingin berjalan bersamamu---menghadapi apa pun yang ada di depan kita."

Atun tidak bisa menahan air matanya. Ia tahu Raka adalah seseorang yang tulus, seseorang yang tidak hanya melihat dirinya tetapi juga mendukungnya.

"Aku mau, Raka. Selama kau ada di sisiku, aku percaya kita bisa melewati segalanya," jawab Atun.

Akhir yang Bahagia

Pernikahan Atun dan Raka menjadi peristiwa yang paling dinanti di desa Sukarimba. Semua orang berkumpul di tepi sungai, tempat yang menjadi saksi perjalanan cinta mereka. Di bawah langit biru, diiringi gemericik air sungai, mereka mengikat janji untuk saling mencintai dan mendukung.

Dan sungai itu terus mengalir, membawa cerita mereka ke masa depan---sebuah kisah tentang keberanian, cinta, dan harapan yang tidak pernah padam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun