"Kalau guru mau mengajarkan bahasa Inggris, maka belum selesai diajarkan bahasa Inggris mereka sudah mengerti semuanya," kata Dasril menceritakan salah satu contoh kecerdasan Agus Salim.
Orang hebat di masa depannya pasti sudah dapat dilihat sejak kecilnya. Kecerdasan Agus Salim sudah terlihat sejak ia kecil. "Kalau mancik itu ka jadi mancik lah jaleh ikua e bulek sajak ketek(kalau tikus akan jadi tikus maka sudah jelas bulat ekornya sejak kecil)," ucap  Dasril.
Bagi Dasril semangat Agus Salim patut ditiru terutama oleh anak muda zaman sekarang. Walau tidak sekolah Agus Salim bisa menjadi orang berilmu dengan caranya. Bahkan ia bisa menguasai banyak bahasa tanpa belajar secara formal.
"Koto Gadang bukan negeri penghasil sumber daya alam, tetapi penghasil sumber daya manusia dengan banyaknya lahir orang-orang intelektual disini," kata Dasril.
Koto Gadang adalah daerah yang banyak melahirkan orang orang hebat. Salah satunya Agus Salim. Menurut Dasril pada masa dahulu orang tua sangat perhatian soal pendidikan anaknya. Jika orang tua di daerah lain menyuruh anaknya berjualan dan mencari uang, maka di Koto Gadang seorang anak disuruh sekolah dan belajar.
Selain itu menurut Dasril orang Koto Gadang menggunakan kecerdikannya memanfaatkan orang Belanda. Orang Belanda masa itu tidak dilawan tetapi diajak menjadi kawan. Sehingga banyak orang Koto Gadang waktu itu mendapatkan kemudahan dalam belajar. Salah satunya memudahkan orang Koto Gadang masuk ke sekolah sekolah Belanda masa itu.
"Bahkan sampai hari ini masih ada orang Koto Gadang yang tinggal di Belanda yang dulunya pergi belajar", kata Pak Dasril.
Banyak ilmu dari Belanda yang dapat diambil oleh orang Koto Gadang waktu itu. Salah satunya tentang insfratruktur pengairan. Zaman Belanda orang Koto Gadang sudah memiliki saluran air yang baik di setiap rumah warga. Saluran air dari Gunung Singgalang yang masih dipakai hari ini merupakan warisan yang dibuatkan oleh orangf Belanda.
Walau pernah menjadi pejabat tinggi negara Agus Salim tetap hidup dengan sederhana. Ia tidak pernah hidup dalam kemewahan. Bahkan pernah menjual minyak tanah enceran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal waktu itu ia sudah pernah menjadi pejabat tinggi negara.
Jika Agus Salim memilki banyak kelebihan maka hanya ada satu kekurangannya, yaitu miskin. Sikap sederhana Agus Salim sangat pantas ditiru oleh pejabat sekarang. Bahwa menjadi pemimpin itu adalah menderita bukan menumpuk harta. Di mana saat ini banyak pejabat hidup bermewahan dan menumpuk harta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H