Mohon tunggu...
Rahmad Farhan
Rahmad Farhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa tahun ketiga di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film The Menu (2022)

22 Januari 2024   11:06 Diperbarui: 22 Januari 2024   11:34 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Searchlight Pictures/The Movie Database

Identitas Film

Judul Film: The Menu

Sutradara: Mark Mylod

Produser: Adam McKay, Betsy Koch, Will Ferrel

Penulis Naskah: Seth Reiss, Will Tracy

Pemain: Ralph Fiennes, Anya Taylor-Joy, Nicholas Hoult, Hong Chau, Janet McTeer, Reed Birney, Judith Light, John Leguizano

Genre: American Comedy Horror

Studio: Hyperobject Industries, Gary Sanchez Productions, TSG Entertainment.

 

Sepasang kekasih yang Bernama Tyler dan Margot hendak bepergian ke sebuah pulau eksklusif yang mana terdapat sebuah restoran yang Bernama Hawthorn. Restoran yang termasyur dan memang sudah dikenal ini hanya menerima tamu-tamu dari kalangan ternama, tak terkecuali sepasang kekasih yang bernama Tyler dan Margot. 

Setibanya di pulau tersebut, Elsa sang asisten koki mengajak jalan-jalan mengelilingi pulau tersebut untuk memberikan jaminan bahwa makanan yang dibuat 100% dari pulau tersebut. Setibanya makan malam, mereka dijamu dengan mewah hingga makanan "terakhirnya".

Film ini diproduksi pada tahun 2022, dan disutradarai oleh Mark Mylod. Mark Mylod sendiri merupakan seorang sutradarawan yang terkenal dari Inggris Raya. Ternyata, ia juga merupakan seorang sutradarawan pada karyanya sendiri yang berjudul HBO Game of Thrones, sebuah serial di kanal HBO. Dan ternyata, ia juga masuk ke dalam salah satu sutradara yang sering diulas di IMDb. Meskipun genre film ini termasuk horor komedi, tapi baru ada film dengan genre horor komedi yang menyajikan secara glamour. 

Biasanya, film dengan genre komedi selalu bernuansa hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu, atau juga berkaitan dengan mistis. Namun demikian, film ini berbeda dari genre yang serupa. Nuansa mencekam dibuat dari tim pemilik restoran, sehingga perjamuan makan malam serasa eksklusif. 

Film ini merupakan cerminan representatif kaum berduit dalam penghidangan makanan. Kalau kita lihat kembali dalam film tersebut, sebenarnya Slowik, Sang koki memiliki dendam dan amarah ia tuangkan dalam bentuk sajian-sajian makanan. Setiap makanan yang disajikan itu mengandung makna tersendiri pada setiap hidangan makanannya. 

Maka dari itu, pada saat film ini ditayangkan, Sang koki menyampaikan sebuah narasi yang mengandung makna filosofis dalam sepiring atau semangkuk hidangannya yang kaya akan gizi. 

Dimulai dari makanan yang bernama Amuse-Bouche, lalu dilanjutkan The Island, Breadless Bread Plate, Memory, The Mess, Man's Folly, dan ditutup dengan S'mores yang menjadi hidangan pencuci mulut sekaligus "berakhirnya" mereka disana. 

Kurang lebih ada 6 hidangan makanan yang disajikan. Setiap hidangan yang datang, ada saja "drama" yang muncul. Dari roti yang menggambarkan "aib" setiap tamu, adegan potong jari, hingga salah satu tokoh utama gantung diri.

Kelebihan dari film The Menu ini adalah sang pencipta film berhasil membawakan penonton untuk tetap melihat film tersebut sampai selesai. Terdapat nuansa horor yang mencekam dari segi pewarnaan (color grading) yang serba gelap karena diceritakan dalam film tersebut pada malam hari. Selain itu, sang pencipta film berhasil membuat orang tercengang karena alur ceritanya yang plot twist. 

Dari perspektif penulis, film ini tidak membosankan. Mengapa demikian? Menurut penulis, film ini tidak menyajikan plot yang monoton, terdapat sedikit sensasi yang mencekam dan sedikit menggelitik. Film ini berhasil mendapatkan 80% rotten tomatoes, bahkan sampai 90%-95% dari pengguna rotten tomatoes, situs untuk mengulas film. 

Film ini berhasil menggandeng dua genre sekaligus, antara genre horor dan komedi. Dibanding film dengan genre american horror comedy lainnya, film ini berhasil membuat para penonton merasakan ketegangan dan humor dalam waktu yang bersamaan. Saking menariknya cerita ini, ada sebuah jurnal keluaran tahun 2023 gubahan Frisnatiara yang membahas tentang film ini menggunakan analisis semiotika.

Dalam penokohan di film ini, dari perspektif penulis, film ini juga menggambarkan bagaimana angkuhnya para kaum borjuis dalam perjamuan makan malam, yang diperankannya oleh masing-masing karakter di film tersebut. 

Film ini mengisyaratkan tentang euforia makan malam walaupun ending dari film ini mengandung plot twist. Masing-masing tokoh lainnya merepresentasikan keangkuhan dari istilah "customer is the king" atau pelanggan adalah raja. 

Mereka mau disajikan layaknya seorang raja, dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Kendati demikian, kedua aktor (Anya Taylor-Joy dan Nicholas Hoult) yang sebagai Margot dan Tyler memberikan kesan yang luar biasa dalam setiap scenenya. 

Menurut perspektif penulis, Slowik ini memiliki dendam pribadi kepada para tamunya karena perlakuan tamunya kepada dia tidak baik dan hal ini membuat Slowik sempat frustasi, dan hal ini menyimpan dendam pribadi kepada para tamu dan kritikus. Penokohan yang dilakukan oleh beberapa orang yang menjadi tokoh inti memerankan dengan totalitas. 

Namun kekurangan dari film ini adalah, Film ini mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa penonton yang melihatnya. Seperti adegan potong tangan, gantung diri, adegan berdarah lainnya yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi penontonnya. Selain itu, ada beberapa adegan dalam tersebut yang tidak dijelaskan secara eksplisit, sehingga akan membuat kebingungan bagi mereka yang nonton tidak fokus. 

Selain itu, menurut beberapa sumber dari para kritikus, film ini terkesan pretensius, atau penyajian filmnya seakan-akan dilebih-lebihkan. Dari perspektif penulis, plot atau alurnya ada beberapa scene lompat-lompat, jadi menurut penulis, ini membingungkan bagi mereka yang nontonnya tidak begitu fokus. 

Sayangnya, film ini hanya boleh ditonton oleh penonton di atas usia 17 tahun, karena selain film ini mengandung horror, film ini terdapat beberapa scene yang mengandung kekerasan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun