Mohon tunggu...
Rahma Dewi Atmaya
Rahma Dewi Atmaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Kota Bandung

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Sisindiran dan maknanya dalam Bahasa Sunda

24 Desember 2024   21:37 Diperbarui: 25 Desember 2024   09:30 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Moal hese barangdahar (tidak akan susah beli makan)

Dari rarakitan di atas kita tahu bahwa kita jangan termakan oleh gengsi, kita harus mau usaha dan kerja apapun demi membeli beras atau kebutuhan lainnya. Semua hal yang kita inginkan akan tercapai jika kita mau berusaha. Rarakitan ini memberikan nila-nilai moral kehidupan.

  • Paparikan

Paparikan berasal dari kata parik atau parek yang artinya dekat. Jadi paparikan yaitu suara atau vokalisasi sampiran dan isi mirip. Dalam paparikan sampiran tidak memiliki arti karena artinya berada pada bagian isi. Hubungan antara sampiran dan isi tidak terlalu istimewa karena hanya berfokus bagaimana pola struktur dan suara yang hampir sama atau berekatan. Paparikan terdiri dari 4 larik yang berisi sampiran dan isi yang purwakantinya terdapat pada ujung larik secara silang.

Contoh paparikan:

Aya manuk dina pager (ada burung di pager)

Na sukuna aya bola (di kakinya ada bola)

Lamun urang hayang pinter (kalau kita mau pinter)

Kudu getol sakola (harus rajin sekolah)

Paparikan diatas menyadarkan kita bahwa pendidikan itu sangat penting. Dengan kita rajin belajar maka kita akan pintar dan mendekatkan kita kepada kesuksesan dan usaha tidak akan mengkhianati hasil. 

  • Wawangsalan

Wawangsalan adalah susunan kata dalam bentuk teka-teki. Satu bait wawangsalan hanya terdiri atas dua larik, tetapi tetap terbagi atas dua bagian, yaitu bagian sampiran dan bagian isi.  Tiap larik terdiri atas 8 suku kata. Larik pertama sebagai sampiran memiliki hubungan yang sangat erat dengan larik kedua sebagai isi. Larik pertama sebagai sampiran berfungsi sebagai teka teki yang mengandung idiom yang baru akan dapat ditemukan artinya bila kita sudah membaca larik kedua sebagai isi. Wawangsalan biasanya digunakan dalam mengungkapkan perasaan, gelisah, kesetiaan, harapan, sedih dan lainnya.

Contoh wawangsalan:

  • Teu beunang dihurang sawah (tidak dapat diudang sawah)
  • Teu beunang dipikameumeut (tidak dapat dicintai)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun