Mohon tunggu...
Rahmadani Aidilfc
Rahmadani Aidilfc Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tetap Full Senyum dengan Kenaikan BBM

17 September 2022   15:16 Diperbarui: 17 September 2022   15:42 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ini mungkin banyak dari kita atau mungkin temen-teman saya sendiri protes dengan judul yang saya pilih mengenai tanggapan kenaikan BBM, tapi saya akan tetap mengangkat judul ini dengan harapan ada beberapa orang diluar sana yang sependapat dengan tulisan saya, karena menurut saya dalam beberapa hal memang terdapat keminusan atau kekurangan dalam setiap keputusan, namun bila kita menelaah lebih dalam pastinya kita juga dapat menemukan kebaikan didalamnya, seperti halnya berita mengenai kenaikan BBM ini yang telah berhasil menggemparkan masyarakat, bahkan permasalahan ini sampai mengundang para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi mereka pada pemimpin-pemimpin daerah. Namun kenaikan BBM ini tidak hanya berdampak pada kalangan mahasiswa saja, tapi juga berdampak pada banyak sektor, karena selama ini masyarakat sangat bergantung pada adanya transportasi untuk melakukan berbagai aktivitasnya, melihat begitu luasnya bumi yang kita pijaki ini dan magernya masyarakat Indonesia untuk mengeluarkan banyak energi untuk sampai pada tujuan. Karena kebergantungan masyarakat Indonsia pada transportasi, maka sangatlah bepengaruh. Namun karena begitu bergantungnya masyarakat pada transportasi juga menjadi faktor utama kenaikan BBM, mengingat bahan utama BBM adalah minyak bumi yang merupakan SDA terbatas, yang dibandingkan dengan jumlah manusia yang tiada batas, maka akan timbul kelangkaan terhadap BBM yang memicu kenaikan harga BBM tersebut, disamping karena kelangkaan ada juga faktor-faktorlain, seperti perang Rusia dan Ukraina yang berpengaruh pada keadaan pasar dunia beberapa waktu lalu, serta membengkaknya anggaran negara, bahkan setelah naiknya harga BBM subsidi BBM akan terus membengkak menjadi Rp650 triliun, hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara pada hari Senin, 5 September.

Lalu, jika memang hal ini berdampak pada banyak sektor dalam kehidupan, seperti naiknya tarif ojek online, dan beberapa bahan makanan pokok. Lalu apa yang harus kita sykuri sehinggan dapat membuat kita full senyum?

Pada hari Rabu, 7 September setelah sempat ditunda, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumandi Askan mengumumkan kenaikan tarif ojol, kebijakan ini juga menjadi dampak kenaikan BBM dalam sektor tansportasi.

"Untuk penyesuaian tarif ojek online akan kami umumkan dalam dua hari ke depan. Denghan besaran yang telah disesuaikan dengan kondisi terakhir penyesuaian harga BBM," kata Budi melalui keterangan resmi.

Tidak hanya ojol, kenaikan tarif juga akan disesuaikan pada angkutan umum kelas ekonomi lainnya. Dan hal ini sudah kita rasakan dari tanggal 11, September kemarin.

Dan untuk sektor industri diperkirakan akan mulai berdampak sekitar 1 hingga 2 bulan kedepan setelah kenaikan BBM,

"Dampaknya bisa saja baru mulai terlihat dalam satu atau dua bulan ke depan untuk beberapa industri. Banyak perusahaan yang mungkin menahan kenaikan harga jual dengan melakukan perhitungan ulang, dan penghematan biaya, atau melakukan tes pasar untuk memastikan jika penyesuaian harga terpaksa dilakukan," kata Johanna di Jakarta, Jumat (16/9/2022).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/09/16/dampak-kenaikan-harga-bbm-terhadap-industri-diprediksi-baru-terlihat-satu-hingga-dua-bulan-ke-depan.

Dari berita-berita ini kita dapat mengetahui dampak negative dari kenaikan BBM, karena kedua sektor ini sangat berpengaruh. Namuan dengan hal ini kita juga dapat mengetahui bahwa kita sangat bergantung pada SDA yang terbatas ini. Lalu bagaimana apabila SDA terbatas ini benar-benar sudah habis tanpa sisa di muka bumi ini, apakah kita harus terus mencari hingga planet tetangga, atau kita harus memberhentikan seluruh aktivitas yang memanfaatkan BBM.

Dan jika memang kita dapat menemukan bahan baku lainnya selain minyak bumi apakah kita akan terus menggunakannnya mengingat begitu kotornya udara yang kita hirup selama ini karena polusi udara.

Bahkan menurut Greenpeace Indonesia, 93% warga DKI Jakarta telah menghirup polutan sebanyak 25 mikrogram per kubik yang terkandung pada udara yang mereka hirup, yang nyatanya angka ini telah melebihi sebesar lima kali lipat dari batas aman yaitu 5 mikrogram. Dan polusi udara ini tak lepas dari peran kedua sektor tersebut, menurut Vice President Corporate Development PT Pertamina Lubricants, Mohamad Zuchri, melalui presentasinya menyampaikan, jumlah sepeda motor di Indonesia hingga saat ini sudah ratusan juta unit."Angkanya sudah mencapai 137,7 juta. Di 2018 sendiri, ada penambahan sekitar 6,3 juta," ungkap Zuchri di Jakarta, Senin 11 Maret 2019.
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Senin, 11 Maret 2019 - 19:33 WIB
Link Artikel: https://www.viva.co.id/otomotif/motor/1129068-jumlah-motor-di-indonesia-separuh-populasi-penduduknya.

Setelah berdampak pada kualitas udara, maka pastinya juga berdampak pada iklim, atsmosfer dan bahkan ekositem-ekosistem disekitar kita, yang dalam jangka waktu panjang nantinya pasti akan lebih berdampak pada keseharian masyarakat, bahkan kejadian covid kemarin sangat berpengaruh bagi warga dunia yang bahkan sampai saat ini dampaknya masih terasa bagi Sebagian masyarakat. Lalu sampai kapan kita akan terus bergantung pada SDA ini, mungkin kenaikan BBM di Inbdonesia ini dapat kita jadikan sebagai sarana persiapan atau latihan beradaptasi untuk menghadapi masa dimana keseharian tanpa adanya BBM secara bertahap, sehingga kita dapat menyiapkan atau bahkan menemukan alternatif lain untuk menggantikan BBM ini.

Atau mungkin membiasakan diri kita untuk menggunakan hal yang baru, seperti untuk menggunakan mobil tenaga listrik atau membiasakan diri dengan lebih menggunakan kendaraaan umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk mengurangi pengeluaran biaya transportasi dan dialihkan untuk keperluan pokok lainnya.

Maka dari itu dengan adannya kabar naiknnya harga BBM subsidi, seharusnya kita sebagai manusia bukan lagi sebagai mahasiswa, pembisnis, driver dan profesi-profesi lainnya dapat menerima hal ini dengan lapang dada, melihat begitu mirisnya keadaan lingkunagan yang kita tinggali, karena kita sering egois sebagai mahkluk hidup dengan hanya melihat keadaan keseharian dan ativitas kita, sehingga kita sering lalai dengan keadaan lingkungan, dan mahluk hidup lainnya yang hidup berdampingan dengan kita selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun