Imam              : Abdullah Likur
F  Wakil Imam     : Kosa Boli
F  Khatib          : Ahmad Malang Abubakar
F  Wakil Khatib     : Ibnu Abbas
F  Bilal            : Resi Peja
F  Wakil Bilal      : Manase Boli
Kehidupan dan perkembangan masyarakat Islam di Baranusa (tanah Blangmerang) jumlah penduduk semakin bertambah dan masuknya pendatang -- pendatang baru dari Lamahala, Bugis, Solor, sehingga pada tahun1946 pemerintah kerajaan bersama masyarakatnya membangun masjid dari ramuan kayu kelas 1 (Kayu mera dan kayu Tongke) dengan ukuran 22 m x 22 m dengan konstruksi bangunan yang ditawarkan oleh Abdurrahman Daing Matorang (Ketua PSSI di Baranusa) berdasarkan model dari Masjid Raya Makassar. Oleh sebab itu masjid yang dibangun di Baranusa itu diberi nama Masjid Raya Baranusa.
Pada tahun 1931 Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) sebagai alat perjuangan untuk melawan penjajahan Belanda di Baranusa dengan menjalankan paham Muhammadiyah dan ada sekelompok masyarakat Islam Baranusa yang menghendaki paham NU, maka pada tahun 1931 dibangun sebuah masjid menghendaki NU yaitu Masjid Darunnadhwa kemudian berubah menjadi masjid Al-Ma'ruf Baranusa. Pada tahun 1976 dibangun sebuah masjid dikampung Maluku yaitu masjid Al Hikmah, pada tahun 1975 dibangun masjid di Illu yaitu  Masjid Tarbiyah Illu, dan pada tahun 1979 dibangun sebuah masjid di kompleks kantor kecamatan Pantar Barat yaitu Masjid Al Hidayah, pada tahun 1987 menghadapi pemilihan umum masyarakat menghendaki dibangun sebuah masjid di Kampung Baru Atas oleh kepala Kantor Agama Kabupaten Alor (Burhan Kia) memberi nama masjid Intikabah, pada tahun ....  Dibangun sebuah masjid di Murawatng yaitu Masjid Babul Falah, dan pada tahun 2001 dibangun masjid di Kampung Baru bawah yaitu Masjid Raudathul Yaqin. Perkembangan umat Islam di Baranusa kian hari kian bertambah maka kebutuhan rumah ibadah perlu dibangun sesuiai dengan kebutuhan masyarakat sehingga masjid yang ada di Baranusa dan sekitarnya terdapat Sembilan buah masjid.
AB V
Â
HUBUNGAN KERAJAAN -- KERAJAAN ISLAM