Kebijakan untuk meniadakan PPMBN bagi Mobil Listrik tertuju pada dua Merek mobil yang sudah memproduksi kendaraan listrik mereka sebelumnya yaitu Hyundai dan Wuling. Wuling dengan Air-EV dan Hyundai dengan IONIQ 5, kedua mobil ini memang menjadi pilihan bagi masyarakat di Indonesia bukan karena hanya merek mereka sudah begitu bagus namun memang kedua jenis mobil inilah yang paling cocok untuk kebutuhan Mobilitas Masyarakat di Indonesia. Namun kedua harga Mobil tersebut bukanlah Mobil dengan harga yang terjangkau seperti kalanya LCGC ataupun LMPV yang sudah sangat menjadi primadona di Indonesia, sebut saja IONIQ 5 dengan harganya berkisar 800jtan yang setara dengan SUV Ladder Frame ataupun Medium Sedan Premium. Harga IONIQ memang lebih layak bagi kelompok masyarakat yang lebih memilih kualitas Premium dan Kemewahan.
Apalagi yang di pikirkan bukan hanya Jakarta saja, ataupun selebihnya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Tapi Pemerintah juga harus memikirkan Masyarakat lain yang juga ingin beralih ke kendaraan listrik di daerah lainnya seperti Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, ataupun di Papua. Pasti bukan jumlah yang sedikit. Apalagi Indonesia mencatatkan penjualan Sepeda Motor konvensional yang juga besar, tidak main-main jumlah penjualan kendaraan Sepeda Motor di Indonesia mencapai angka 5 juta unit.Â
Bayangkan berapa banyak pemerintah akan mensubsidi kendaraan listrik, dan berapa besar uang yang akan di keluarkan pemerintah untuk mensubsidi Motor Listrik yang ada di Indonesia. Apakah semua ini akan berdampak untuk semua kalangan Masyarakat di Indonesia, apakah Subsidi ini akan tertuju bagi Masyarakat Miskin, atau hanya Masyarakat di kalangan tertentu saja.
Jika di hitung subsidi yang akan di keluarkan Pemerintah bukanlah angka yang sedikit. Bukan anggaran yang kecil, anggaran ini mungkin lebih dari cukup untuk memperbaiki Transportasi Umum di Jawa Timur dan Jawa Timur untuk saling terintegrasi. Atau mungkin jika di tambahkan sedikit dapat memperbaiki Transportasi Umum berskala Nasional, agar masyarakat dapat beralih ke Transportasi Umum dan meninggalkan kendaraan Pribadi. Hal-hal seperti itu bahkan sebenarnya dapat menekan polusi, bahkan juga dapat menekan angka kepadatan lalulintas di Indonesia.Â
Kemajuan Transportasi di Indonesia bukan hanya tentang Kendaraan Listrik.
Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Palembang, dan beberapa kota Besar lain di Indonesia memang mengharapkan kendaraan yang maju, yang efisien seperti Kendaraan Listrik. Tapi kota-kota besar di Indonesia juga perlu perbaikan Transportasi Umumnya, bukan hanya Jakarta saja yang perlu di bangun MRT, LRT, Busway. Di Surabaya juga perlu di buatkan agar masyarakatnya dapat lebih nyaman menggunakan Transportasi Umum, ketika mereka nyaman dan merasa lebih baik menggunakan Transportasi Umum, Masyarakat sendiri pun kan meninggalkan Kendaraan Umum mereka, akhirnya tingkat emisi di Indonesia menurun secara perlahan. Atau perlu di bangun transportasi berbasis Listrik agar benar-benar menekan tingkat polusi secara signifikan.Â
Baru-baru ini kota Surabaya merilis jenis Angkutan Umum Terbaru mereka. Wira-Wiri Surabaya, menjadi Angkutan Umum yang modern dan juga memiliki fasilitas yang memadai. Kini juga warga Surabaya tak perlu kepanasan dan terjebak oleh asap kendaraan lainnya, Wira-Wiri Surabaya di lengkapi dengan AC, untuk meningkatkan kenyamanan para Penggunanya. Fasilitas yang lengkap pada angkutan umum memang di harapkan dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan moda Transportasi Umum.
Memang dalam kemajuan Transportasi Umum Kota Surabaya sudah tertinggal jauh di banding dengan Jakarta, bahkan kota-kota di Jawa Tengah saja sudah memiliki TransJateng yang sudah tersebar ke berbagai kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Di Jawa Timur hanya baru ada di sekitaran Surabaya, Sidoarjo, & Gresik saja. Malang yang notabene menjadi kota besar kedua di Malang dengan populasi penduduk yang banyak dan angka mobilitas masyarakat yang tinggi, itu saja fasilitasnya masih belum tersedia, dan juga belum di berbagai daerah-daerah lain di Indonesia.
Pembangunan Fasilitas Transportasi Umum yang berada di kota-kota di berbagai daerah di Indonesia, itu bisa langsung di nikmati oleh berbagai kalangan Masyarakat, tidak hanya tertuju bagi kelompok Masyarakat tertentu saja. Memang bukan anggaran yang sedikit untuk membangun Fasilitas Transportasi Umum yang memadai, tapi daripada membuang anggaran hanya untuk menyenangkan suatu kelompok masyarakat tapi tidak menyeluruh ke berbagai Kalangan Masyarakat. Jika Fasilitas Transportasi Umum yang memadai penerapannya sudah tersebar di seluruh kota-kota di Indonesia, itu bisa membuat Masyarakat beralih ke Transportasi Umum, bukan hanya dapat menekan angka Polusi tapi juga dapat menekan Angka Kemacetan di kota-kota besar yang masalahnya sampai sekarang belum terselesaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H