Mohon tunggu...
Rahma Aulia Nisa
Rahma Aulia Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UIN Sunan Gunung Djati

Mahasiswi Psikologi semester 4 UIN Sunan Gunung Djati yang tertarik pada kesehatan mental dan bidang SDM.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencapai Kedamaian Hati dengan Memaafkan: Forgiveness Therapy

26 Juni 2023   12:32 Diperbarui: 27 Juni 2023   09:09 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: depositphotos.com

Memaafkan adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan, memaafkan bukan semata-mata untuk tunduk atas ajaran agama ataupun moral yang berlaku, tetapi memaafkan juga demi mendapatkan kedamaian diri sendiri. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, APA (2006) memaafkan adalah suatu metode yang efektif untuk mengatasi permasalahan psikologis, dapat menurunkan rasa marah dan kebencian. Penelitian lain seperti misalnya BNN (2016), training forgiveness mempunyai dampak yang luar biasa dalam memperkuat self-esteem pada individu yang kencanduan narkoba.

Penting untuk diingat bahwa memaafkan bukan berarti melupakan. Memaafkan berarti mengubah cara pandang, melupakan berarti menghilangkan pelajaran hidup yang didapat. Memaafkan adalah cara untuk sembuh, mencapai kedamaian hidup dan mengobati luka batin yang disebabkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Referensi:

Suud, F. M. (2018). Pendidikan Kedamaian di Era Digital (Telaah Model Forgiveness dalam Psikologi Islam). Fikrotuna, 7(1), 694-716.

Salama, N. (2012). Memaafkan sebagai upaya psikoterapi: makna dan proses memaafkan menurut perspektif korban. Lembaga Penelitian, IAIN Walisongo.

Yuliatun, I., & Megawati, P. (2021). Terapi Pemaafan untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Individu: Studi Literatur Forgiveness Therapy to Improve Individual Mental Health: A Literature Study. Motiva: Jurnal Psikologi, 4(2), 90-97.

Afriyenti, L. U. (2022). Studi Kasus: Forgiveness Therapy untuk Mengurangi Trauma Masa Lalu. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(2), 806-814.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun