Sudah 79 tahun semenjak negara kita tercinta, merdeka. Berbagai perkembangan sudah mencapai tiap ranah aspek kehidupan, baik dalam hal teknologi, kesehatan, seni, budaya, hukum, terutama dalam ranah pendidikan.Â
Tantangan Pendidikan di Era Digital
Pendidikan Indonesia telah mengalami transformasi besar di era digital. Teknologi mempermudah akses informasi, tetapi di sisi lain juga menghadirkan tantangan, terutama terkait penurunan nilai-nilai moral di kalangan siswa.
Pendidikan di Indonesia tentunya sudah melalui banyak perubahan terutama di era digital saat ini, teknologi mengambil alih penting dalam mempermudah segala hal, siswa yang dulunya perlu meminjam atau membeli buku, sekarang hanya memerlukan dalam bentuk e-book dari internet, file materi, power point, dan tentunya hal tersebut gratis, mudah didapatkan di internet. Perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) sendiri juga telah berkembang sangat pesat, hal tersebut tentu akan menarik minat siswa untuk mengandalkan dan bergantung pada AI dalam berbagai hal tanpa merasa harus memberikan usaha lebih dari dirinya sendiri.Â
Permasalahannya, bukan hanya dari hilangnya nilai kemandirian, tetapi nilai yang lainnya juga, mengapa? Di setiap perkembangan zaman nilai-nilai moral, nilai-nilai luhur, nilai-nilai budaya dan yang lainnya tentu akan semakin jarang ditemukan, dan kemungkinan besar pelestarian nilai-nilai tersebut hanya kental di daerah pedesaan.Â
Sejalan dengan majunya zaman, tentu contoh perilaku yang biasanya ditiru oleh seorang anak, bukan hanya dari figur kedua orang tua atau keluarga, tetapi juga dari mudahnya budaya asing masuk, dan menggeser budaya lama. Sebagai contoh, terkadang beberapa orang merasa penggunaan bahasa Indonesia itu seperti kurang update, harus bisa bahasa Inggris atau bahasa lain agar bisa terlihat lebih gaul, tren-tren masa kini juga banyak sekali menimbulkan hal-hal yang menyimpang terutama kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana cara menghormati dan menghargai orang lain.Â
Pendidikan Karakter dapat Menjadi SolusiÂ
Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut terutama mendidik para siswa untuk bisa menjadi pribadi yang terdidik, pendidikan karakter perlu dilakukan. Pendidikan berkarakter adalah mengajarkan kepada siswa agar dapat berperilaku baik yang sesuai norma agama, sosial, hukum dan budaya dalam kehidupan sehari hari. Tentunya harus dilakukan secara konsisten dan bertahap sehingga siswa dapat menerapkan nilai-nilai moral serta luhur yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ragu
Peran Sekolah dan Orang Tua
Pendidikan mempunyai peran penting dalam pengembangan perilaku siswa dalam bersikap di lingkungan sekitar. Tentunya bila membahas Pendidikan tidak hanya akan berpatokan pada sekolah dan guru namun juga bisa pendidikan dari orang tua maupun keluarga. Secara umum pendidikan karakter siswa sudah dibentuk semenjak mereka berusia dini oleh keluarga, bagaimana cara berbicara, berjalan, bersosialisasi, dan pendidikan dasar lainnya. Sedangkan di lingkungan sekolah dimana guru mengambil alih peran sebagai orang tua kedua, pendidikan berkarakter tentunya akan terus dilanjutkan meski lebih dominan pendidikan pada intelektual siswa seperti membahas dan mengajarkan pengetahuan pembelajaran sebagai bekal ilmu, pihak sekolah terutama guru juga akan memberikan pendidikan karakter untuk menjadikan siswanya memiliki pribadi yang baik dan mempunyai karakter pancasila. Biasanya akan ada hukuman atau konsekuensi yang akan dihadapi oleh siswa yang terlambat, tidak mengerjakan tugas, membolos kelas, dan melanggar peraturan sekola, dari hal tersebut dalam dilihat bahwa sekolah dan guru mengajarkan siswa untuk bisa bertanggung jawab sebagai pelajar, disiplin, tepat waktu, dan berperilaku teladan.Â
Pendidikan karakter tentu perlu dilakukan untuk membiasakan siswa menjadi pribadi yang terdidik yang tidak hanya memiliki pengetahuan tanpa tahu bagaimana bersikap layaknya orang berpendidikan dan sebagai penentu dari keberhasilan atau kegagalan pendidikan berkarakter.Â
Beberapa nilai-nilai utama yang perlu diajarkan serta diterapkan adalah :Â
1. Nilai religius
Siswa memiliki pemahaman akan toleransi perbedaan, teguh pendirian dan juga percaya diri, pendekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus terus terjalin sepanjang hayat, dalam konteks ini siswa tidak bolos beribadah dan tepat waktu dalam melaksanakan doa maupun sembahyang.Â
Penerapan : Sekolah bisa menyediakan fasilitas yang mendukung seperti ruang untuk beribadah sesuai agama yang dianut, perlengkapan ibadah seperti mukena dan Al-Qur'an, pemberian istirahat pada waktu ibadah.Â
2. Nilai mandiri
Siswa memiliki karakter yang bisa berpikir secara kritis, mampu menyelesaikan tugas individu maupun kelompok, berani dalam menyampaikan pendapat dan berargumen.Â
Penerapan : Guru bisa memberikan tugas secara individu maupun kelompok yang dapat merangsang siswa agar bisa mengutarakan pendapatnya, bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman-teman lainnya.Â
3. Nilai integritas
Siswa bertindak sejalan dengan apa yang ia ucapkan, pikirkan, dan rasakan. Sikap jujur sangat penting untuk dibiasakan sejak dini.Â
Penerapan : Sekolah bisa ikut membantu membiasakan sikap tersebut dengan menyediakan kantin kejujuran ataupun ujian yang di awasi oleh guru, dimana siswa harus bisa mengerjakan soal yang diberikan tanpa bantuan dari internet maupun teman.Â
4. Nilai gotong royong
Saling tolong menolong adalah hal yang indah, selain dapat mempererat persaudaraan, meringankan beban orang lain juga termasuk hal terpuji.Â
Penerapan : Siswa perlu dibiasakan agar memiliki sikap tersebut, berempati dan rela menolong sesama.Â
5. Nilai nasionalis
Sebagai calon penerus bangsa, siswa juga tentunya harus dididik agar mencintai tanah air dan rela berkorban,Â
Penerapan : pembiasan sikap tersebut bisa melalui pelaksanaan upacara bendera, maupun acara untuk memperingati jasa para pahlawan.Â
Selain nilai-nilai tersebut untuk bisa membuat siswa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari diperlukan juga beberapa tahapan dalam pembentukan karakter.Â
Tahap-tahap Pembentukan Karakter :
1. Pengetahuan
Tahap awal dimana individu masih seperti kanvas bersih yang perlu diisi dengan nilai-nilai dan ajaran yang benar seperti sopan santun, ulet, tepat waktu, disiplin, jujur, terutama bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik.Â
2. Pelaksanaan
Dibutuhkan usaha serta niat untuk menerapkan ajaran nilai-nilai luhur yang didapat sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari.Â
3. KebiasaanÂ
Keadaan dimana penerapan perilaku berkarakter yang dilakukan secara konsisten atau berkali-kali menyebabkan kebiasaan, yang mana individu ataupun siswa tidak ragu dan terbiasa melakukan hal baik meski tanpa dorongan atau paksaan.Â
Tahapan pengembangan karakter di atas saling berhubungan satu sama lain. Tahap pengetahuan memberikan dasar, pelaksanaan memperkuat tindakan, dan kebiasaan membentuk karakter secara permanen. Tentunya proses tersebut memerlukan waktu, ketekunan, dan komitmen yang tidak akan bisa dicapai dalam waktu singkat. Hal ini juga dapat dipengaruhi dari faktor kepribadian individu dan juga tingkat ketekunan serta komitmen.Â
KesimpulanÂ
Pendidikan karakter adalah fondasi penting untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas. Dengan pembiasan pada nilai-nilai dasar seperti sikap jujur, bertanggung jawab, toleransi hingga percaya diri tentunya bisa membantu siswa memiliki karakter yang terdidik, hingga bisa juga menjadi teladan bagi orang lain. Apabila hal tersebut berjalan dengan baik, permasalahan di bidang pendidikan akibat dari berkembangnya zaman yang semakin cepat terutama era digital yang memudahkan segala sesuatu, bisa diatasi dengan melestarikan nilai-nilai moral, luhur dan kemanusiaan.Â
Daftar PustakaÂ
Qurniawati, Nurul. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Qalamuna: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, vol. 13, no. 2, 2021, hlm. 177-191. Diakses dari https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download/1074/548.
Serupa.id. Pendidikan Karakter: Pengertian, Sistem, Tujuan & Strategi. Diakses 24 Desember 2024, dari https://serupa.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H