Mohon tunggu...
Rahma Fauziah
Rahma Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi dari Film Imperfect

23 Oktober 2024   08:24 Diperbarui: 23 Oktober 2024   09:00 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Alur Cerita yang Terlalu Cepat: Salah satu kekurangan film ini adalah alur cerita yang terasa agak terburu-buru. Perubahan karakter Rara, yang semula sangat insecure menjadi lebih percaya diri, terasa terlalu cepat dan tidak sepenuhnya menunjukkan proses mendalam yang seharusnya terjadi dalam perjalanan emosional seorang individu. Meskipun demikian, hal ini tidak terlalu mengurangi kedalaman pesan film.

2. Karakter Pendukung yang Kurang Digali: Beberapa karakter pendukung, seperti keluarga Rara dan teman-temannya, tidak mendapatkan pengembangan yang cukup mendalam. Mereka lebih sering berperan sebagai pendukung cerita, dan dinamika hubungan mereka dengan Rara kurang dieksplorasi lebih jauh.

Kesimpulan

Film Imperfect tidak hanya sekadar sebuah kisah tentang perjalanan seorang perempuan yang berjuang menerima tubuh dan penampilannya, tetapi juga sebuah cerminan dari realitas sosial yang ada di masyarakat kita. Dengan tema yang sangat relevan di era modern, film ini mengajak penonton untuk merenung lebih dalam tentang bagaimana standar kecantikan yang ditetapkan oleh media dan masyarakat dapat memengaruhi kepercayaan diri seseorang, terutama perempuan. Film Imperfect merupakan film yang menghibur sekaligus memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana mencintai diri sendiri dan juga pentingnya untuk tidak terjebak ke dalam standar kecantikan yang ditetapkan masyarakat. Dengan kombinasi antara drama dan komedi, film ini berhasil menyampaikan pesan moral yang kuat tanpa kesan menggurui. Film ini juga mengkritisi peran media dan budaya populer dalam membentuk persepsi kita tentang kecantikan, serta dampaknya terhadap individu. Dalam dunia yang terus menerus dibombardir oleh gambar-gambar ideal yang tampaknya sempurna, Imperfect mengingatkan kita bahwa kecantikan tidak bisa diukur hanya dengan penampilan fisik. Pesan film ini menegaskan bahwa pentingnya untuk menjadi diri sendiri, menerima kekurangan, dan merayakan keunikan masing-masing individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun