Mohon tunggu...
Rahmaa
Rahmaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Iman kepada Qadha dan Qadar: Obat Ampuh untuk Overthinking

20 Januari 2025   16:41 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sesungguhnya di antara kalian yang beramal dengan amalan ahli surga menurut pandangan manusia, padahal sebenarnya ia penduduk neraka." (HR. Muslim).

Maksud dari kedua hadits tersebut yaitu seseorang yang telah melakukan amalan yang benar di mata manusia dan ia telah dekat dengan surga (ini mengacu pada waktu antara hidupnya dan ajalnya yang diibaratkan seperti sehasta) yang kemudian ketika manusia ini mendekati ajalnya dan ia meninggalkan kebiasaannya dalam melakukan amalan ahli surga karena terdapat niat lain di dalam hatinya yaitu berupa riya' dan agar dipandang baik oleh manusia, lantas membuat seseorang ini akhirnya ditetapkan masuk neraka. Sebaliknya terdapat seseorang yang sepanjang hidupnya ia dipandang melakukan amalan ahli neraka dan ia telah dekat dengan neraka (mengacu pada waktu hidup dan ajalnya yang diibaratkan seperti sehasta saja) dan kemudian saat mendekati ajalnya ia meninggalkan kebiasaannya dalam melakukan amalan ahli neraka karena terdapat niat di dalam hatinya untuk bertaubat, maka seseorang ini akhirnya ditetapkan masuk surga.

Dari penjelasan di atas, dapat kita renungkan bahwa manusia sepatutnya mengusahakan yang terbaik sepanjang hidupnya yang tentunya disertai dengan niat yang lurus karena Allah SWT agar senantiasa mendapatkan ridha Allah dan mendapatkan akhir yang baik.

Sedangkan takdir mubram adalah ketetapan yang ada pada diri manusia dan tidak dapat diubah melalui usaha maupun doa. Contoh nyata dari takdir mubram ini adalah terjadinya hari kiamat yang hanya diketahui oleh Allah kapan pastinya hari itu akan tiba. Sebagaimanapun manusia berusaha dan berdoa, tidak bisa membuatnya terhindar dari datangnya hari kiamat tersebut.

Overthinking dalam konotasi negatif seringkali terjadi karena manusia terlalu memikirkan bahkan terkadang memaksakan segala sesuatu yang berada di luar kapasitasnya. Biasanya hal tersebut akan berujung kepada keluh kesah dan munculnya rasa tidak bersyukur atas segala ketetapan yang Allah berikan kepadanya. Bahkan hal terburuk yang dapat terjadi yaitu terganggunya kesehatan mental manusia itu sendiri akibat kelalaiannya dalam berpikir. Hal-hal seperti apa yang terjadi besok, apa hasil yang kita dapatkan setelah berusaha, siapa jodoh kita, rezeki apa yang kita dapatkan setelah ini, mengapa manusia lain lebih unggul dari kita, seringkali menjadi topik-topik yang berputar di dalam benak kita sebagai manusia. Pikiran-pikiran akan hal-hal tersebut tidak akan berhenti sampai diri kita sendiri dapat mengendalikannya dan mulai menerima bahwa setiap hal dan setiap manusia telah ditetapkan takdirnya masing-masing oleh Allah. Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, dapat kita ambil hikmah bahwa yang termasuk dalam kapasitas kita sebagai seorang manusia adalah ikhtiar atau mengusahakan secara terbaik segala sesuatunya serta berdoa kepada Allah agar memberikan hasil dan atau ketetapan yang terbaik berdasarkan dengan usaha terbaik yang kita lakukan, setelah itu tawakkal dan berserah diri serta menerima apapun yang nantinya kita peroleh. Hal-hal yang di luar kapasitas kita sebagai manusia tentunya tidak perlu lagi kita pikirkan karena pada akhirnya hanya akan membebani diri kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2020). IMPLEMENTASI IMAN KEPADA AL-QADHA DAN AL-QADAR DALAM KEHIDUPAN UMAT MUSLIM. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 18, 1-11.

Dikla, M. F., & Ridho, A. R. (2024). QADHA DAN QADAR MANUSIA DALAM AL-QUR'AN. El-Umdah: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 7, 56-68. https://doi.org/10.20414/elumdah.v7i1.9899

Putra, J. N. A., & Mutawakkil, M. A. (2020). Qada' dan Qadar Perspektif Al-Qur'an Hadits dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Agama Islam. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7, 61-71. 10.18860/jpai.v7i1.11232

Savitri, U., Tamrin, M., & Musa, M. (2024). PENGARUH IMAN PADA QADA DAN QADAR TERHADAP INSECURITY PESERTA DIDIK MUSLIM SMA NEGERI 2 KUPANG. TA'LIM: Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 3, 96-105.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun