Fenomena bahasa anak jaksel, kalian pasti sudah mengetahui dan sering mendengar bahasa-bahasa yang digunakan oleh anak-anak jaksel, salah satu contoh yaitu Jujurly. Bahasa tersebut biasanya mereka ucapkan ketika mereka sedang berkumpul bersama teman-teman di tempat-tempat tongkrongan seperti cafe. Bahasa yang tercipta itu termasuk dalam intergrasi bahasa.
Fenomena bahasa anak jaksel, kalian pasti sudah mengetahui dan sering mendengar bahasa-bahasa yang digunakan oleh anak-anak jaksel, salah satu contoh yaitu Jujurly. Bahasa tersebut biasanya mereka ucapkan ketika mereka sedang berkumpul bersama teman-teman di tempat-tempat tongkrongan seperti cafe. Bahasa yang tercipta itu termasuk dalam intergrasi bahasa.
Intergrasi bahasa yang digunakan oleh anak jaksel biasanya bertujuan agar mereka terlihat lebih gaul, keren dan intelektual. Adanya intergrasi bahasa tersebut juga karena generasi muda sekarang hidup di zaman yang serba modern dan biasanya mereka sering terpengaruh oleh budaya-budaya asing bahkan bahasa-bahasa asing. Tetapi dalam kajian Sosiolinguistik intergrasi bahasa yang diciptakan oleh anak jaksel itu malah merusak tatanan bahasa itu sendiri. Sebelum kita lanjut ke pembahasan bahasa anak jaksel yaitu Jujurly, kita juga harus mengetahui terlebih dahulu apa itu sosiolinguisik dan intergrasi?
Menurut Harimurti Kridalaksana (1978:94) menyatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dari berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan variasi bahasa tersebut di dalam suatu masyarakat.
Intergrasi adalah proses digunakannya sebuah unsur bahasa asing lalu dapat diterima karena dalam bahasanya belum ada padanan katanya. Namun, ada proses serta aturan dalam menggunakan intergrasi bahasa.
Setelah pemerintah mengeluarkan Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Peneriman itu dilakukan secara visual. Penerimaan itu dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan kedua dokumen kebahasaan tersebut. Jika, proses tersebut dapat dierima oleh pemerintah bahkan masyarakat, maka bahasa tersebut resmi dan boleh digunakan.
Bahasa anak jaksel yaitu Jujurly, dapat digunakan karena anak jaksel sudah sangat sering mengucapkannya dan menjadi suatu kebiasaan. Tetapi, jika dilihat melalui studi bahasa, bahasa tersebut tidak sesuai tatanan bahasa yang ada, bahkan sebagian masyarakat menyayangkan adanya bahasa tersebut karena dianggap terlalu mengikuti gaya atau budaya asing sehingga membuat bahasa nasional Indonesia sendiri semakin pudar.
Kata Jujurly sendiri berasal dari pencampuran dua bahasa yaitu bahasa Indonesia jujur dengan bahasa Inggris ly. Sehingga menjadi sebuah kata Jujurly. Bila kita pelajari maka kita akan mengetahui dimana letak kesalahan pada bahasa atau kata tersebut.
Kata Jujurly juga bisa dikatakan sebagai penyerapan bahasa, tetapi dalam proses penyerapan tersebut tidak sesuai aturan yang sepadan. Berbicara mengenai proses penyerapan bahasa, Penyerapan unsur asing dalam rangka pengembangan bahasa indonesia dapat dilakukan dengan dua cara
1) Penerjemahan langsung
2) Penyerapan konsep
Penerjemahan langsung : kosakata tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya :
Airport = bandar udara
Sedangkan kata jujurly tidak diketahui padanannya. Mungkin bisa kita buat misalnya :
Jujurly = Jujur
Penyerapan konsep: kosakata asing itu diteliti baik-baik konsepnya lalu dicarikan kosakata bahasa indonesia yang dekat dengan kosakata tersebut. Misalnya :
Network = jaringan
Kata Jujurly jika diteliti konsepnya dan dicarikan kosakata bahasa indonesia yang dekat dengan kosakata tersebut tidak sesuai. Kata jujurly hanya diartikan Jujur.
Jika diteliti dalam ilmu Morfologi Bahasa, Jika merujuk pada kamus Merriam Webster, --ly adalah sufiks dalam bahasa Inggris yang menandakan adjektiva dan adverbia. Kata weekly, misalnya, tergolong ke dalam adjektiva. Sementara itu, slowly termasuk ke dalam adverbia.
Berdasarkan pemaparan Kridalaksana (2010) dalam bahasa Indonesia, sufiks yang bisa membentuk adjektiva adalah -an, --iah, --if, --ik, --is, dan --istis. Kemudian, tidak ada sufiks yang bisa membentuk adverbia. Sekali lagi, lewat penjelasan Kridalaksana, sufiks -ly belum terdaftar dalam bahasa Indonesia.
kata Jujurly mungkin dapat dimaknai sejujurnya. Kata jujur tergolong ke dalam adjektiva. Namun, ketika mendapatkan konfiks se- dan --nya, sejujurnya adalah adverbia.
Nah, karena itulah bahasa Jujurly yang dianggap tidak layak dan tidak dapat dikatakan sebagai pembaharuan bahasa. Selain bahasa Jujurly ada juga bahasa Sehonestnya, bahasa Sehonestnya juga dari gabungan kedua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan juga bahasa Inggris yang artinya juga sama dengan Jujurly yakni sejujurnya.
Sebetulnya masih banyak sekali bahasa-bahasa yang digunakan oleh anak jaksel. Tapi, bahasa-bahasa tersebut yang mereka anggap keren dan modern malah merusak, serta meresahkan masyarakat, karena sudah semakin terlihat pudarnya bahasa nasional Indonesia serta bahasa daerah. Namun, selama bahasa tersebut tidak ada atau tidak terdapat di dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka bahasa tersebut bukan merupakan bahasa yang baku dan diakui sebagai bahasa Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H