SAPUTANGAN
Balutan kain menyusup darah
Itu adalah sapu tanganmu
Itu adalah darahku
Saat kau pamit ke pasar
Aku bergegas ke kebun
Saat kau tak kembali
Aku pulang membawa setandan pisang
Beberapa singkong
Abu tentangmu masih aku simpan
Itu adalah saputanganmu
Diriku yang menunggu
Adalah makhluk khayali.
(2019)
SEHELAI DAUN
Lilitan akar mengencang
pelan-pelan ia menarikku
ke lubang di bawah
pohon besar itu
Tanganku mencengkeram
rumput, tanah,
bahkan udara yang kasat
teriakkanku kalah oleh suara
daun-daun berbisik-bisik
Aku akan terkubur..
jari-jari kaki jadi akar
jari-jari tangan dahan,
ranting; kelak akan muncul
sehelai daun di ujungnya
jatuh, mengering dan mati
tak sempat ditiup angin,
terbang, berputar-putar,
melihat dunia
terakhir kali.
(2019)
KEPING-KEPING KACA
Lantai ini kian dingin
di bawah telapak kakiku
aku berjalan,
berkeliling, memandang
pantulan wajahku
sendiri di atas keramik
Tadinya seekor burung terkapar
tak berdaya; tiba-tiba
hidup dan ditelan
keramik putih ini
Tadinya langit biru
awan putih
terhampar; tiba-tiba
hanya loteng,
lampu gantung
Hanya tinggal aku..
Dijerat..
jatuh ke kedalaman ingin
ditusuk keping-keping
bening kaca.
(2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H