Hadirnya internet membuat proses distribusi berita kepada publik. Masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam produksi konten informasi melalui platform di internet, di mana hal ini membuat istilah "jurnalisme warga" atau citizen journalism lahir.
Tidak perlu menunggu lama untuk bisa mengakses berita, dengan adanya internet serta platform-platform yang ada, masyarakat bisa dengan mudah mencari berita terbaru melalui gawai masing-masing. Dengan kata lain, akses berita tidak terbatas ruang dan waktu dengan menggunakan handphone, laptop, komputer dan lainnya.
Berita yang disusun untuk konsumsi online juga cenderung menggunakan format yang lebih singkat, padat, jelas dan to the point, seperti breaking news dan straight news. Berbeda dengan media konvensional yang isinya lebih runtut dan panjang.
Komunikasi yang terjalin di ranah internet membuat masyarakat menjadi lebih interaktif, karena tersedia ruang untuk menyampaikan pendapat dan suaranya hingga berinteraksi dengan pengguna lain melalui berbagai platform. Media juga memanfaatkan hal ini agar mereka bisa tahu diskusi yang terjadi di publik dan terjadilah komunikasi dua arah.
Masyarakat atau konsumen sudah memiliki kuasa sendiri untuk bisa memilah dan memilih konten apa yang ingin mereka konsumsi serta media apa yang ingin dipakai. Hal ini menjadi salah satu tantangan media untuk bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan publik.
Ternyata Banyak Tantangannya
Era konvergensi media menjadi era baru yang hadir karena berkembangnya teknologi internet dan perangkat elektronik. Hal ini menyebabkan pergeseran pola perilaku manusia dalam bekerja, seperti halnya pada jurnalis. Kompetensi 6M (mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan) dalam informasi/berita sudah menjadi hal yang mendasar bagi jurnalis.
Jurnalis juga dituntut untuk menguatkan aspek keahlian, keterampilan, pengatetahuan dan sikap kerja mengenai tugas kewartawanan serta memahami kerja di ranah internet atau online.
Kemampuan yang perlu dikuasai para jurnalis di era ini berkaitan dengan output berita dengan format multimedia dalam menyajikan konten berita. Di era ini, penyajian berita tidak mungkin hanya berupa teks saja atau foto saja, harus ada elemen pendukung untuk memperjelas informasinya, seperti audio, video, animasi dan grafik.
Untuk bisa memproduksi elemen multimedia tersebut, jurnalis dituntut untuk bisa memiliki skill tambahan. Tidak menutup kemungkinan bagi media untuk bisa bekerja sama membuka peluang bagi ahli kreator di bidang multimedia untuk bersinergi membuat produk jurnalistik yang baik.