Superegonya menggerakkan Kyung-Mi untuk menyelamatkan So Jung-eun yang sudah sekarat dan mengorbankan dirinya.
Sampai sini, dapat dilihat bahwa Id, Ego dan Superego Kyung-Mi berjalan bersamaan dan saling menggerakkan Kyung-Mi.
Ketika Kyung-Mi sampai di pusat kota dan penuh keramaian, Ia berusaha minta tolong orang-orang sekitar, namun tidak ada yang bisa memahaminya, ditambah, Kyung-Mi membawa pisau dan membuat ngeri semua orang.
Masih dengan Id yang mendorongnya untuk menyelamatkan diri, Egonya menggerakkan Kyung-Mi untuk minta bantuan sambil berlari-lari, karena Ia sadar bahwa untuk dapat memenuhi Idnya itu, Ia butuh bantuan orang-orang di keramaian.
Namun, di sini Id Kyung-Mi tidak terpenuhi, sehingga Ia cemas, takut, dan menangis. Superegonya kemudian menggerakkan Kyung-Mi untuk berbicara secara mendalam dengan si pembunuh.
Sambil menangis, Kyung-Mi menjelaskan mengapa Ia tidak mau dibunuh karena masih ingin menikah, punya anak, dan hidup bersama ibunya. Kyung-Mi melakukan ini karena Ia sadar dirinya lemah dan dengan penyampaian yang menyentuh, harapannya Ia bisa selamat.
Si pembunuh kemudian mengganti targetnya, yaitu ibu Kyung-Mi. Id Kyung-Mi muncul, hasrat ingin menyelamatkan ibunya. Karena Ia tidak didengar orang-orang sekitar, Kyung-Mi rela menusuk perutnya sendiri dengan pisau saat berhadapan dengan si pembunuh.
Pilihan ekstrim ini bisa dibilang muncul dari superegonya, karena bila Ia menuruti egonya untuk diam dan menyelamatkan diri, Ia akan kehilangan Ibunya. Kemudian orang-orang mulai percaya pada Kyung-Mi dan menelepon polisi, sehingga Ia dan ibunya bisa selamat. Dengan ini, Id Kyung-Mi untuk menyelamatkan dirinya dan ibunya dapat terpenuhi.