Disutradarai oleh Anna Boden dan Ryan Fleck, film ini menceritakan tentang bagaimana Carol Danvers (Brie Larson) yang menemukan jati dirinya setelah mengalami perjalanan panjang hingga diculik oleh alien Skrulls.
Danvers merupakan anggota bangsa Kree atau musuh dari Skrulls. Hingga akhirnya diketahui bahwa dirinya merupakan pilot yang mengalami kecelakaan di tahun 1989 dan memiliki kekuatan karena Ia terkena ledakan Inti Kekuatan.
Kemudian Ia menjadi penyelamat dalam perang antara dua ras alien yang bermusuhan dan berpotensi merusak bumi. Di sinilah sosok hero perempuan, Captain Marvel ditampilkan sebagai superhero penyelamat kehidupan.
Carol Danvers dalam film ini digambarkan sebagai seorang perempuan yang 'tomboy' karena Ia bersikap seperti laki-laki, pandai bertarung, dan hidup di latar belakang militer hingga akhirnya menjadi pilot.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas atau pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki dapat dilakukan juga oleh perempuan. Membuktikan juga bahwa perempuan dapat menjaga diri dengan baik, menjadi pemimpin dan mampu bangkit dari keterpurukan karena masa lalunya.
Ketika berlatih bertarung pun, Danvers berpenampilan 'tomboy', karena rambutnya yang acak-acakan dan tatapan tajamnya yang terkesan garang serta bertarung dengan baik seperti yang biasa dilakukan laki-laki.
Kita pun juga tahu bahwa perempuan umumnya diajari untuk bersikap lemah lembut, gemulai, halus, sehingga menimbulkan kesan 'lemah'. Namun, dalam film Captain Marvel (2019) ini, kita dapat melihat sisi lain dari perempuan yang ternyata bisa dididik seperti laki-laki.
Kemampuan bertarung Danvers merupakan suatu dekonstruksi, di mana hal ini untuk mengungkap lapisan makna tertindas yang terdapat di 'teks' dengan menyampaikan kebenaran dengan oposisi binernya (Saukko dalam Fauzi, 2019, hal. 79).
Carol Danvers digambarkan mampu melampaui atau menyamakan diri dengan laki-laki berkat kekuatan supernya. Menggambarkan juga bagaimana sosok perempuan yang tidak selalu membutuhkan pertolongan laki-laki.