Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rapatkan Barisan Mengubah ‘Tradisi’ Lonjakan Harga Daging Sapi Menjelang Lebaran

28 Juni 2016   12:09 Diperbarui: 30 Juni 2016   16:41 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beda bagian potongan daging sapi beda pula harganya (foto: Kemendag)

Sapi betina dengan kualitas unggulan tentu berbahaya bila dijual karena bisa mengurangi regenerasi dan populasi sapi di Indonesia. Pedagang besar sering berhasil membujuk peternak lokal untuk menjual sapi sebelum waktunya karena memanfaatkan kondisi peternak lokal yang juga sedang membutuhkan uang apalagi menjelang Lebaran. Bila hal ini terus menerus berlanjut maka Indonesia terancam mengalami kelangkaan populasi sapi unggulan karena membantai sapi betina (indukan) ibarat membakar pabrik sendiri.

4. Bahaya berikutnya yang mengejutkan adalah karena adanya pihak-pihak tertentu yang ingin memperoleh keuntungan di tengah tingginya harga daging sapi. Para orang yang tidak bertanggung jawab ini mencampur daging babi bersamaan dengan daging sapi karena harga selisih harga yang besar. Mengenai ini bisa dibaca di sini. 

 5. Salah satu penyumbang inflasi tertinggi adalah bahan makanan termasuk daging  sapi. Inilah alasan lain mengapa pemerintah mengimpor daging sapi demi menjaga kestabilan harga agar tidak memberikan kenaikan inflasi. Inflasi adalah salah satu musuh terbesar sebuah negara karena sangat merugikan. Tidak ada artinya pertumbuhan ekonomi namun dibarengi juga dengan tingginya pertumbuhan inflasi. Ibaratnya kita sudah memiliki kenaikan penghasilan sepuluh persen namun harga kebutuhan pokok meningkat lima belas persen. Percuma! Pemerintah tidak ingin kekayaan masyarakat terkikis karena adanya penurunan daya beli uang sebab masyarakat khususnya yang miskin bisa semakin menderita.

Kualitas dan Keunggulan Daging Sapi Beku

Mungkin ada di antara kita yang bertanya-tanya mengapa pemerintah harus mengimpor daging sapi beku? Salah satu alasan utamanya adalah karena daging sapi beku bisa bertahan sampai berbulan-bulan. Artinya? Harga daging sapi bisa stabil dan tidak akan ada namanya kasus tidak ada stok di pasar sehingga harga pun menjadi naik. Usia sapi sebelum dipotong bisa diatur (ideal). Kerugian daging sapi segar salah satunya adalah sapi terkadang dipotong saat usia masih terlalu muda atau terlalu tua. Misalkan peternak memiliki sapi yang sudah cukup usia namun tidak ada yang mau membeli, lama kelamaan sapi akan ketuaan dan harganya turun.  

Keunggulan daging sapi beku adalah daging lebih higienis daripada daging segar karena setelah dipotong dan dibersihkan sedemikian rupa, daging sapi dikemas dan dibekukan. Artinya? Kuman dalam daging tidak akan bisa berkembang biak karena suhu yang terlalu dingin. Bila daging sapi segar maka hanya bertahan sekian jam karena bakteri dan kuman dalam daging berkembang dengan cepat saat dibiarkan dalam suhu ruang. Belum lagi daging dihinggapi kuman yang bertebaran bebas di udara. Proses pembekuan sangat ampuh menonaktifkan kuman yang membusukkan daging. Inilah yang membuat daging sapi beku tetap segar hingga berbulan-bulan tanpa penambahan bahan pengawet sama sekali.

Bila dari kandungan nutrisi dan gizi sebenarnya daging sapi segar dan beku memiliki kandungan gizi yang sama karena proses pembekuan tidak merusak vitamin dalam daging. Sebaliknya proses pemanasanlah yang merusak nutrisi dalam daging. Daging sapi beku yang diimpor telah disertai pernyatan halal dari MUI atau organisasi Islam negara asal yang telah diakreditasi oleh MUI. Penilaian kesehatan hewan dan zoonosis serta keamanan pangan dilakukan oleh tim auditor Ditjen PKH, sedangkan penilaian jaminan halal oleh MUI dan LP POM MUI.

Badan Karantina Pertanian dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menandatangani kerjasama dalam hal pemeriksaan sertifikat sehat dan sertifikat halal. Saat daging sapi impor masuk ke pelabuhan, maka akan selalu diperiksa oleh  dokter hewan karantina. Sang penyembelih di Australia juga harus seorang Muslim dan rumah potong hewan yang dipilih pun memiliki standar kesehatan internasional dan sekaligus harus halal. Masa berlaku sertifikat halal ini hanya setahun dan dilakukan pengkajian ulang oleh MUI setiap tahunnya.

Mengenai kehalalan dan kesehatan daging sapi beku impor ini bisa dibaca di website resmi kementerian pertanian. Kita juga perlu mengetahui kalau Indonesia dan Australia mendapat pengakuan dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties/OIE) karena terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit sapi gila.

Sebenarnya ada langkah jangka pendek lain yang sudah ditempuh pemerintah untuk menjaga kestabilan harga daging sapi. Pertama pemerintah sudah mengupayakan penyediaan stok daging sapi dari daerah penyuplai sapi di Indonesia namun jumlah tidak mencukupi dan setelah melihat kondisi yang ada di lapangan, Pak Jokowi pun menyimpulkan swasembada daging sapi baru bisa diraih selama sepuluh tahun mendatang mengingat infrastuktur yang mendukung peternakan sedang giat-giatnya dibangun.

Selain impor daging sapi beku, Pak Lembong juga mengajak masyarakat untuk mencari sumber protein lain yang juga tidak kalah bergizi seperti dari ikan, telur, tahu, tempe, atau seafood sehingga harga daging sapi tidak terlalu melonjak dan masyarakat tetap bisa mendapatkan nutrisi yang cukup. Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk membeli bagian daging sapi yang lebih murah karena kandungan nutrisi tetap sama walaupun bentuk (wujudnya) berbeda. Misalkan daging sapi has dalam (primary cut) yang mahal bisa diganti dengan daging bagian paha (secondary cut) yang lebih murah atau bisa diganti menjadi iga yang lebih murah lagi namun tidak kalah dalam urusan gizi. Selain itu ada juga bagian sapi seperti tetelan dan potongan-potongan sisa daging yang harganya jauh lebih murah sekitar 50.000 per kilogram namun kelezatan sama. Sikap tidak turut latah membeli daging sapi dan sikap cerdas memilih sumber protein yang lebih murah dan bergizi menjelang Lebaran ini akan turut membantu mengurangi melonjaknya harga daging sapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun