Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Penghasilan Naik tapi Belum Bisa Nabung, Bagaimana Menyikapinya?

27 Mei 2016   18:37 Diperbarui: 28 Mei 2016   10:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari uang ternyata lebih mudah daripada memegang uang (www.kaercher.com)

Kejadian ini saya alami sendiri. Saat penghasilan keluarga meningkat cukup signifikan tetap tidak bisa menabung. Ternyata ada sebuah kekeliruan dimana peningkatan penghasilan tersebut diikuti oleh peningkatan pengeluaran. Ada godaan besar untuk menghabiskan semua uang yang ada di kantong dan rekening.

Tidak mudah untuk akhirnya bisa keluar dari kebiasaan tersebut. Perilaku buruk itu berubah setelah menyadari betapa sakitnya saat membutuhkan sebuah keperluan namun tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya. Ditambah lagi rasa tanggung jawab yang besar untuk masa depan anak-anak. Kami pun mulai mengubah sikap dalam mengelola keuangan agar bisa ditabung. Tidak mudah untuk memulainya, namun lamaa-lama jadi terbiasa.

Pernahkah Bapak Ibu merasa memiliki penghasilan yang sangat baik, pun demikian dengan pasangan. Anak masih satu namun uang yang banyak itu tidak terlihat dimana rimbanya.

Mungkin ada yang pernah mengalami tadinya ada uang lima ratus ribu di dompet tiba-tiba tinggal seratus ribu, tetapi lupa sudah dihabiskan ke mana saja. Atau sebenarnya kita tidak suka ke luar rumah, namun sekali jalan bisa menghabiskan semua uang karena membeli sesuatu tanpa perencanaan.

Berikut beberapa hal yang kami lakukan untuk membentuk kebiasaan menabung.

1. Memperlakukan tabungan layaknya membayar utang

Sama seperti membayar cicilan rumah demikianlah kami memperlakukan menabung. Saat menerima penghasilan uang langsung disisihkan untuk kredit dan tabungan. Ini artinya menabung bukan dari sisa uang namun disisihkan di awal. Soalnya kalau menabung dengan menunggu uang sisa pasti akan sulit karena kecenderungan tidak tahan melihat uang cash.

Apalagi sudah terbukti kalau selama ini jarang kasusnya ada uang yang tersisa untuk ditabung. Jadi, daripada menunggu-nunggu uang sisa yang tidak pasti lebih baik disisihkan di awal saja. Ternyata asalkan kita memiliki niat, menabung itu bukan sesuatu yang mustahil.  

Bisa juga kita memanfaatkan fasilitas menabung autodebet yang ada di bank. Setiap bulan uang dari rekening kita akan otomatis di-autodebet pada tanggal dan jumlah sesuai permintaan kita. Uang tersebut tidak dapat sampai jangka waktu yang kita tentukan.

2. Menabung walau penghasilan masih sedikit

Satu hal yang saya pahami juga kalau menabung itu tidak harus menunggu uang banyak karena buktinya walau penghasilan sudah meningkat tetap saja kami tidak menabung karena tidak dibiasakan. Misalkan penghasilan masih UMR tidak apa-apa bila menabung seratus ribu atau dua ratus ribu Rupiah. Saat penghasilan meningkat kita pun terbiasa untuk tetap menabung.

Bila tidak membiasakan menabung maka bukan hal yang mustahil kelak saat penghasilan meningkat, cicilan lunas, dan anak-anak sudah mandiri kita tidak tetap tidak memiliki tabungan. Satu hal yang penting, saat penghasilan meningkat kita bisa mulai meningkatkan jumlah tabungan. Benarlah kata pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit ternyata bukan slogan belaka.

3. Mencatat perencanaan bulanan

Menabung tidak bisa dipisahkan dari perencanaan. Sebaiknya di akhir bulan sebelum tanggal gajian kita mencatat rencana pengeluaran yang terdiri dari kredit, tabungan dan investasi, kebutuhan pokok, dan sisanya refreshing.

Perencanaan ini baik karena bisa mencegah kita mengeluarkan uang untuk sesuatu hal yang sebenarnya tidak penting. Bila saat perencanaan ternyata uang tidak cukup untuk tabungan dan kebutuhan lain, maka tinggal dipilih mana yang bisa dicoret dari daftar sehingga tabungan terus bisa dilaksanakan.

4. Hindari menambah utang

Sedapat mungkin hindari kebiasaan berutang. Bila menginginkan sesuatu menabung dulu baru kemudian membeli barang. Menggunakan kartu kredit tentu tidak salah asalkan bisa mengelola agar tidak terkena bunga.

Saya memilih untuk tidak menggunakan kartu kredit sama sekali karena merasa bukanlah tipe orang yang tahan godaan. Jadi, lebih baik menabung dulu baru kemudian membeli kebutuhan. 

Memang terkadang ada fasilitas cicilan dengan bunga 0% namun bisa menggoda saya untuk membelikan hal yang tidak penting amat. Bila memiliki kartu kredit sebaiknya tidak dibawa kemana-mana agar tidak tergoda membeli sesuatu.

Hindari sikap gali lubang tutup lubang karena tidak menimbulkan efek jera malah berakibat ketagihan berutang. Lebih baik menjual barang berharga untuk menutupi utang. Selain tidak menimbulkan utang baru, hal ini lebih membuat efek jera dalam meminjam uang.

5. Tetapkan tujuan menabung

Menabung tanpa tujuan akan membuat sulit terlepas dari kebiasaan boros. Sebaiknya tentukan tujuan menabung jangka pendek. Misalkan untuk DP kredit rumah pertama atau mungkin rumah kedua.  

Kira-kira sama seperti sewaktu kita kecil dulu menabung di celengan ayam. Pasti kita jadi tidak sabar menunggu tabungan penuh untuk beli sepeda atau barang lain yang dibutuhkan.  

6. Alokasikan dana untuk bersenang-senang

Bila kredit sudah dibayar, tabungan sudah disisihkan, dan kebutuhan bulanan juga sudah dialokasikan maka tidak salah sisa uang dipergunakan untuk bersenang-senang dengan budget yang disesuaikan dengan uang sisa. Bila cukup, tidak salah juga membeli barang yang diinginkan asalkan tidak menambah utang.

7. Jujur terhadap kemampuan keuangan

Terkadang ada keinginan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa kita sudah memiliki kehidupan yang mapan. Ini seperti yang pernah saya alami dulu. Kami membeli mobil demi membuat orang terkesan padahal belum terlalu membutuhkan mobil itu.

Keadaan keuangan pun saat itu belum terlalu baik. Akibatnya, kebanyakan uang terpakai untuk cicilan mobil. Sadar belum terlalu membutuhkan dan terlalu banyak pengeluaran untuk mobil kami pun menjualnya. 

Kami melakukan semua itu demi tercapainya target menabung dan investasi untuk masa depan kami dan anak-anak. Satu hal yang pasti, saya tidak perlu membuat orang lain terkesan. Lebih baik menjalani hidup sesuai kemampuan sehingga tidak lalai mengelola uang.

8. Memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin

Belakangan ini saya sadar sudah mempergunakan waktu untuk sesuatu yang tidak terlalu berkaitan dengan impian saya sebagai pengusaha day care dan penulis buku. Waktu lah modal terbesar saya dalam meraih impian tersebut. Menyia-nyiakan waktu berarti memperlambat kesuksesan saya.

Semakin cepat saya mengembangkan usaha day care dan menulis buku tentu semakin mempercepat saya mendapatkan tambahan tabungan dan invetasi untuk masa depan anak-anak saya. Inilah sebabnya saya harus semakin efektif dalam menggunakan waktu. Sebab waktu adalah uang.  

9. Menjaga kesehatan

Bila kita sehat maka uang untuk pengobatan dan biaya perawatan bisa ditabung. Meskipun biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan atau asuransi pasti tetap ada saja biaya yang ditanggung seperti transportasi ke rumah sakit. 

Menjaga kesehatan sebenarnya tidak mahal. Hanya dengan menjaga tidur cukup, banyak minum air putih, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi tiga kali sehari, dan berolah raga sudah bisa membantu untuk menjaga tubuh yang sehat.

Kira-kira demikianlah hal yang saya lakukan untuk menjaga kebiasaan menabung. Memang benar kata orang kalau mencari uang itu lebih mudah daripada memegang uang. Padahal hidup itu tidak cuma untuk hari ini. Apalah artinya setiap hari lelah bekerja namun tidak memiliki tabungan? Hidup bukan hanya untuk hari ini, semoga bisa terus membudayakan gaya hidup menabung.

Salam,

Rahayu Damanik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun