Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gol Cantik Bank Syariah Mengubah Keterpaksaan Saya Menjadi Cinta

13 April 2016   10:55 Diperbarui: 26 April 2016   07:32 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar krisis keuangan global yang begitu mengerikan bisa membuat detak jantung tidak stabil karena tidak bisa membayangkan apa yang terjadi bila krisis kembali menghantam seperti tahun waktu krisis 1998 dimana bunga pinjaman mencapai 60%. Debitur termasuk saya pasti akan menjadi sangat resah mendapati kenyataan cicilan yang bunganya sudah melebihi rentenir? Syukurlah saya tidak perlu mengkhawatirkan tentang krisis karena sehebat apa pun resesi yang terjadi di luar sana, saya dan suami akan tetap tenang dalam gelombang krisis karena jumlah angsuran kami tidak akan berubah sampai masa kredit berakhir.

Apalagi kondisi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian dan ketidakstabilan mendorong banyak yang tergerak untuk beralih ke perbankan syariah. Kenyataan ini tentu membuat prospek pertumbuhan perbankan syariah terus lebih baik. laporan BI tahun 2012 menyebutkan kalau laju pertumbuhan aset perbankan syariah tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset perbankan secara nasional sehingga pangsa perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional meningkat dari 4,0% menjadi 4,6%. Non performing loan (kredit macet) yang terjadi di perbankan syariah juga terkendali. Gambaran demikian menunjukkan pertumbuhan bank syariah yang cukup baik dengan kecenderungan terus meningkat. Satu hal yang tidak kalah penting karena kedua hal tersebut membuat ketahanan perbankan syariah menjadi lebih baik terhadap goncangan perekonomian dunia.

[caption caption="Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia (www.bi.go.id)"]

[/caption]Faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya krisis termasuk pada saat krisis moneter 1998 adalah tingkat suku bunga yang meningkat tajam. Inilah rahasia ketangguhan bank syariah yang memegang teguh prinsip no interest based (tidak memberlakukan bunga atau riba) sehingga bila saat tingkat suku bunga naik yang menyebabkan bank konvensional terjatuh, justru bank syariah tetap teguh berdiri. 

Kenyataan ini menyebabkan perbankan syariah tidak hanya tumbuh subur di negara dengan mayoritas penduduk Muslim namun perbankan syariah banyak berkembang di negara-negara maju seperti Inggris dan Kanada. Mengapa? Penduduk negara non Muslim tersebut pada umumnya tertarik dengan konsep pembiayaan pemilikan rumah yang sifatnya kemitraan bukan seperti skema yang ditawarkan perbankan konvensional. Mungkin mereka juga seperti saya dan suami ingin tetap tenang saat badai krisis siap menggempur.

Bank Syariah Sama Bagusnya, Sama Lengkapnya, dan Sama Modernnya

Pengalaman menarik saya bersama bank syariah di atas mengantarkan kami pada kesimpulan kalau ternyata bank syariah sama bagusnya, sama lengkapnya, dan sama modernnya dengan bank konvensional. Kenyataan tersebut membuat saya nyaman untuk menjadikan bank syariah sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari. Berarti apa yang dikatakan orang selama ini kalau bank syariah sama saja dengan bank konvensional dalam menjalankan sistem perbankannya (hanya beda istilah saja) ternyata keliru karena masing-masing bank memiliki keunikannya sendiri. Seperti OJK yang mengkampanyekan perbankan syariah dengan tema, “Aku Cinta Keuangan Syariah”, saya percaya saya tidak mungkin mencintai tanpa mengenali. Tidak akan timbul rasa sayang tanpa berusaha mengalami sendiri bagaimana sebenarnya perbankan syariah itu.

Saat saya memublikasikan tulisan ini di Facebook, cukup banyak diskusi alot yang mengatakan kalau perbankan konvensional atau perbankan syariah yang lebih baik. Menurut pendapat saya, membandingkan perbankan syariah dengan bank konvensional ibarat membandingkan buah jeruk dengan apel. Kita tidak bisa memilih apakah buah jeruk atau buah apel yang lebih baik. Pun demikian dengan perbankan syariah dan konvensional, tidak ada yang bisa menyimpulkan mana yang terbaik di antara kedua bank tersebut. Mengenai KPR, mengapa saya dan suami memilih di perbankan syariah karena ingin tetap tidur nyenyak meskipun krisis menghadang. Kami tertarik pada cicilan yang selalu tetap sampai masa kredit kami berakhir apalagi di tengah isu krisis global. Kami tidak bisa memprediksi hari esok apalagi sampai memperkirakan apa yang akan terjadi selama sekian tahun masa kredit kami. Lebih baik kami memilih sebuah kepastian yang ditawarkan bank syariah.

Saat ini market share perbankan syariah memang masih kecil (sekitar 5%) namun dengan kecakapan yang demikian unik maka bukan tidak mungkin perbankan syariah menjadi harapan dunia di tengah krisis yang terus berhembus. Saya tidak berani menganggap remeh sesuatu yang kecil sebab Lionel Messi yang terkenal memiliki tubuh mungil itu pun ternyata mampu menguasai dunia persepakbolaan karena memiliki strategi jitu nan apik dalam menghasilkan gol-gol cantik. Terakhir, sebagai harapan saya untuk perbankan syariah agar mengajak para nasabah non Muslim untuk turut berpartisipasi mempromosikan produk-produk Syariah yang luar biasa sehingga semakin menyadarkan kami kalau bank syariah bersifat universal yang terbuka bagi semua masyarakat bangsa. 

[caption caption="Kemegahan Muamalat Tower ternyata tidak kalah dengan bank konvensional (Foto: Rahayu)"]

[/caption]Salam,

Rahayu Damanik

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun