Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Agustinus Tegekigiba Kadepa: “Mutiara Hitam” yang Memperjuangkan Pendidikan Gratis di Tanah Papua

28 Januari 2016   16:20 Diperbarui: 28 Januari 2016   16:55 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Belajar di Pohon "]

[/caption]Ada anak yang tidak diperbolehkan mendaftar di sekolah karena tidak memiliki akte kelahiran. Agus bahagia karena bisa merangkul mereka di GPM. Agus merasa sungguh sedih mengapa hanya karena tidak memiliki akte kelahiran, hak seorang untuk mendapat pendidikan harus terbengkalai. Padahal jelas anak-anak Papua banyak dari pedalaman yang terisolasi dan tidak mengenal yang namanya akte kelahiran. Inilah yang semakin memperteguh keyakinan seorang Agus untuk menjadi guru di seluruh tanah Papua. Agus ingin semua anak bisa belajar tidak hanya di sekolah, namun sambil bermain di alam terbuka.

Agus ingin GPM lebih mengembangkan metode belajar tersendiri yang kreatif dan menyenangkan, namun tidak keluar dari kurikulum sekolah formal. Agus percaya generasi Papua yang cerdas jangan egois hanya ingin menuntut ilmu tetapi harus rela dan bersedia berbagi pengetahuan. Agus dan relawan GPM berjuang sampai tetes darah penghabisan agar manfaat GPM bisa dirasakan generasi muda di seluruh tanah Papua, inilah visi yang terus membuat darahnya mengalir deras mengobarkan api semangat yang tidak akan padam.

Ada satu pengalaman yang mengharukan ketika ada seorang siswa yang baru pertama belajar di GPM tetapi sudah merasa dekat dengan relawan pengajar. Anak tersebut berkata, “Kaka, kenapa Kaka baru kenal kami tapi sudah akrab sekali?” Sang pengajar pun menjawab, “Adik tahu ka tra, kita akrab karena kita anak Papua. Saya anak Papua, Kamu anak Papua. Kita semua anak Papua”

Saya terharu mendengar kisah tersebut. Seandainya semua putra daerah mau membangun kampung halaman masing-masing maka bangsa Indonesia semua akan maju. Ibarat sebuah filosofi orang Batak yang populer: Marsipature Hutanabe artinya mari putra daerah yang sukses di perantauan, pulang ke kampung halaman masing-masing untuk membangun daerah yang dulu ditinggalkan. Memang semboyan ini berhasil memotivasi perantauan untuk membangun kampung halamannya, namun sayang tidak segelintir yang kembali pulang hanya untuk menguras habis kekayaan alamnya. Sungguh putra-putri daerah lain harus berkaca kepada seorang Agustinus Tegekigiba Kadepa yang adalah seorang teladan muda yang mau peduli dan membangun kampung halamannya demi kemajuan generasi bangsa Indonesia.

 

Salam

Rahayu Damanik

 

Sumber Gambar: Dokpri Agustinus Tegekigiba Kadepa dan GPM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun