[caption caption="Belajar di Pohon "]
Agus ingin GPM lebih mengembangkan metode belajar tersendiri yang kreatif dan menyenangkan, namun tidak keluar dari kurikulum sekolah formal. Agus percaya generasi Papua yang cerdas jangan egois hanya ingin menuntut ilmu tetapi harus rela dan bersedia berbagi pengetahuan. Agus dan relawan GPM berjuang sampai tetes darah penghabisan agar manfaat GPM bisa dirasakan generasi muda di seluruh tanah Papua, inilah visi yang terus membuat darahnya mengalir deras mengobarkan api semangat yang tidak akan padam.
Ada satu pengalaman yang mengharukan ketika ada seorang siswa yang baru pertama belajar di GPM tetapi sudah merasa dekat dengan relawan pengajar. Anak tersebut berkata, “Kaka, kenapa Kaka baru kenal kami tapi sudah akrab sekali?” Sang pengajar pun menjawab, “Adik tahu ka tra, kita akrab karena kita anak Papua. Saya anak Papua, Kamu anak Papua. Kita semua anak Papua”
Saya terharu mendengar kisah tersebut. Seandainya semua putra daerah mau membangun kampung halaman masing-masing maka bangsa Indonesia semua akan maju. Ibarat sebuah filosofi orang Batak yang populer: Marsipature Hutanabe artinya mari putra daerah yang sukses di perantauan, pulang ke kampung halaman masing-masing untuk membangun daerah yang dulu ditinggalkan. Memang semboyan ini berhasil memotivasi perantauan untuk membangun kampung halamannya, namun sayang tidak segelintir yang kembali pulang hanya untuk menguras habis kekayaan alamnya. Sungguh putra-putri daerah lain harus berkaca kepada seorang Agustinus Tegekigiba Kadepa yang adalah seorang teladan muda yang mau peduli dan membangun kampung halamannya demi kemajuan generasi bangsa Indonesia.
Salam
Rahayu Damanik
Sumber Gambar: Dokpri Agustinus Tegekigiba Kadepa dan GPM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H