Mohon tunggu...
Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Mohon Tunggu... Freelancer - Frelance writer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Setitik Rasa dan Sejuta Maaf ( bagian 4)

21 Januari 2025   03:37 Diperbarui: 21 Januari 2025   03:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu Sartika, ini betul ada nama Pak Salman?" Tanya seorang ustad terkemuka pada Bu Sartika. Banyak tamu undangan  seketika menoleh ke arah Bu Sartika.

"Pak Salman dan Bu Andini calon besan saya." Ucap Bu Sartika dengan entengnya. Ucapan Bu Sartika tak di gubris oleh Dendy. Hanya angin lalu saja. Ia justru sibuk untuk beramah tamah dengan tamu Bu Sartika yang lain.

"Oh, pantas nggak mau saya ajak besanan, ternyata sudah punya calon pilihan to, Bu Sartika ini." Kata Pak Hidayat saat mengambil aneka snack prasmanan untuk di taruh ke piringnya. Pak Hidayat beringsut meninggalkan area meja prasmanan dimana Bu Sartika berdiri.

"Bulan depan kalau memang jodoh, mereka akan menikah." Ucapan Bu Sartika menghujam ke dalam hati Dendy. Bisa-bisanya Bu Sartika bicara demikian. Dendy melihat mamanya bicara dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi.

Bu Sartika tak membicarakan hal itu sebelumnya dengan Dendy. Apa yang di ucapkan Bu Sartika akan jadi bahan gosip di kalangan pebisnis. Dendy justru khawatir kalau para tamu justru akan menyebarkan gossip dan membuat murka Bu Andini.

"Ma........" Sela Dendy.

Dendy menarik tangan Bu Sartika sampai keluar ruangan tempat acara tahlilan. Selain kolega Pak Tejo Wardoyo, anak-anak dari panti asuhan semuanya berkumpul di ruangan itu bersama beberapa ustadzah.

"Ternyata, apa yang Mama ucapkan benar-benar  hanya di mulut saja. Jangan bawa-bawa nama Ghea juga Keluarga Bu Andini lagi, Ma. Cukup!" Kata Dendy dengan kesal. Ia masih menjaga sikapnya di hadapan kolega almarhum Pak Tejo Wardoyo.

Dendy meninggalkan Bu Sartika. Ia memilih memberikan bingkisan santunan dan meminta salah satu ustadzah membantu  membagikan bingkisan itu agar merata.

"Tolong di bantu, Ustadzah. Bagikan ini merata. Kalau ada sisanya, nanti di bawa ke panti saja." Setelah bingkisan itu habis dibagikan, Dendy segera berpamitan pada kolega Pak Tejo Wardoyo. Ia tak peduli lagi pada Bu Sartika, pembicaraan atau deal bisnis apa yang mamanya lakukan di belakangnya.

Saat Dendy keluar justru Pak Hidayat mengejarnya."Dendy tunggu." Sela Pak Hidayat meraih pundak Dendy. Pria berumur lebih dari 50 tahun itu membuat Dendy menoleh lalu berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun