Mohon tunggu...
Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Mohon Tunggu... Freelancer - Frelance writer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Robohnya Atap Tua Ruang Kelas di Madrasah

6 Januari 2025   19:55 Diperbarui: 6 Januari 2025   19:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Bapak, ini pelajarannya sudah selesai?" Tanya Dina dengan polosnya. Pak Gunarto hanya memiliki satu jam pelajaran di satu kelas saja. Itu sebabnya Pak Gunarto mengajak Dina. Kelas dengan tingkat  lebih tinggi, yaitu kelas lima dan enam masih melakukan proses belajar mengajar. Siswa masih mengerjakan tugas di kelas.


Pak Gunarto mengangguk. Lantas ia menggandeng Dina untuk keluar ruangan kelas. Pak Gunarto menoleh ke belakang kelasnya.


Di ruang guru, para guru sedang berkumpul untuk rapat. Pak Gunarto yang mengajak Dina meminta sang putri untuk duduk di luar ruang guru.


"Bapak mau rapat dulu sebentar. Setelah ini kita pulang, ya."


Dina hanya mengangguk, padahal ia ingin sekali berkeliling sekolah di temani oleh Pak Gunarto. Tentu saja Dina kecewa sekali. Ia memilih ikut Pak Gunarto karena ingin melihat sekolah tempat Pak Gunarto mengajar sekaligus mengais rezeki.
Pupus sudah harapan Dina. Anak itu tiba-tiba saja berlari dan kembali ke ruang kelas tampat Pak Gunarto mengajar. Dina melihat ke atap yang terbuat dari kepang bambu yang mulai lapuk di sana-sini.

 Anak itu hanya bisa memandangi ruang kelas kosong itu dengan penuh kekecewaan. Dina merasa atap sekolah kelas itu sangat berbeda dengan atap di rumahnya. Anak itu pun duduk di kursi guru, yang letaknya di sebelah sebuah almari besar.


Pak Gunarto pun segera mendatangi ruang rapat yang ada di sebelah ruang guru. Seluruh guru bahkan Pak Hamzah---kepala sekolah sudah berkumpul. Mereka membahas proposal renovasi sekolah yang di tolak dinas terkait karena rincian anggarannya kurang di buat rigid.


Pak kepala sekolah menginstruksikan pada bendahara sekolah agar memperbaiki proposal anggaran renovasi sekolah itu.


Awan gelap muncul tiba-tiba. Hujan turun dengan deras dan gemuruh petir bersahutan. Angin besar pun membuat suara pintu berdentum. Dalam sekejap mata, angin besar merobohkan atap ruang tempat Pak Gunarto terakhir mengajar. Bersyukur kelas telah selesai dan anak-anak sudah pulang.


Brukkkkkkkk.


Atap ruang kelas itu roboh. Bapak kepala sekolah yang mendengar suara itu seketika menghentikan rapat. Seluruh guru pun ikut keluar meninggalkan ruang rapat. Sementara itu, siswa di kelas lima dan enam yang sedang belajar pun berhamburan keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun