Saat sekarang ini, dimana-mana sedang gencar membahas tentang virus corona (covid 19) yang sangat mematikan dengan total 190 ribu korban jiwa meninggal di seluruh dunia, sedangkan di Indonesia mencapai angka 582 jiwa yang tersebar di 29 provinsi menurut data terakhir per 24 april 2020. Virus corona yang digadang-gadangkan lebih mematikan dari virus SARS dan HIV, mengapa bisa demikian karena jika virus SARS menyerang sistem pernafasan dan virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh pada manusia namun virus corona menyerang kedua sistem vital didalam tubuh manusia tersebut. Sehingga pemerintah mendeklarasikan bahwa pandemi ini sebagai bencana nasional non alam yang harus disikapi dengan serius.
Secara global, pandemi virus corona bukan hanya menyerang pada sektor kesehatan dan ekonomi melainkan juga sangat berdampak pada sektor pendidikan. Keluarga sebagai lingkup masyarakat terkecil menjadi salah satu bagian yang paling terdampak dari mewabahnya virus ini. Seruan pemerintah untuk social distancing dan pshical distancing sehingga mengakibatkan diliburkannya sekolah-sekolah dan kampus yang tentu saja hal ini menambah beban dan tugas berat bagi para orang tua bukan hanya harus berjuang untuk mengamankan ekonomi keluarga melainkan juga memberi pendampingan dan pengasuhan kepada anak agar tujuan pembelajaran tetap tercapai walaupun stay at home.
Bukan hal mudah untuk melakukan hal tersebut karena selama ini banyak orang tua sudah terbiasa menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan anak dalam hal pembelajaran kepada guru di sekolah dan lembaga kursus lainnya. Namun bukan berarti hal yang sulit untuk melewati situasi ini tentu saja harus diimbangi dengan dengan tekad dan semangat yang kuat serta didukung dengan kesadaran diri bahwa saat ini adalah momen yang tepat untuk membangun ikatan batin yang kuat dan mendekatkan hubungan dengan anak terutama terkait dengan pendidikan moral dan pembentukan karakternya maka secara sugesti akan muncul sikap positif yang akhirnya menumbuhkan energi baru bagi orang tua untuk memanfaatkan situasi dan kondisi yang sulit ini menjadi lebih mudah untuk dihadapi karena kekuatan bersama.
Untuk itu penulis, akan membagikan beberapa ide pengasuhan positif yang bisa dipedomani untuk diterapkan oleh para orang tua berikut ide kegiatan yang dapat dilakukan bersama dengan anak sehingga tidak stress dan tidak harus mengeluh dengan membuat status yang unfaedah dalam melewati dan menghadapi situasi ini. Adapun ide-ide pengasuhan positif tersebut adalah:
1. Quality Time dengan masing-masing anak
Setiap anak tentu saja unik, artinya antara satu anak dengan anak yang lain berbeda, maka dari itu pada tahap awal tentu saja pengasuhannya juga tidak sama.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
- Komunikasikan dan bangun komitmen dengan anak apa yang harus dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan. Dengan kata lain hal ini mengajarkan kepada anak rasa tanggung jawab dan pengambilan keputusan atas komitmen yang sudah disepakati bersama.
- Tetapkan jadwal kegiatan dengan anak misal untuk satu kegiatan maksimal 60 menit di jam yang sama sehingga ada sesuatu yang anak nantikan setiap harinya. Diskusikan hal tersebut dengan anak, kemudian berikan kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatan yang disenanginya. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatan yang disenanginya secara tidak langsung juga mengajarkan anak untuk memiliki sikap percaya diri dan menumbuhkan keberanian dalam menyampaikan pendapat.
Contoh ide kegiatan yang dapat dilakukan bersama adalah:
- Membaca buku cerita yang didalamnya ada pesan moral sehingga dapat diteladani anak. Misal: Cerita tentang rasul/nabi
- Ajak anak berjalan dan berkeliling dihalaman sekitar rumah sambil menikmati matahari pagi sekaligus menjelaskan ciptaan-ciptaan Allah SWT dengan demikian anak akan mengerti dan memiliki rasa bersyukur.
- Membaca surah pendek dan hadits serta secara perlahan meningkatkannya menjadi hapalan, hal ini tentu saja akan berdampak pada aspek perkembangan kognitif dan pendidikan pengetahuan agamanya juga bertambah.
- Mengaji bersama
- Menari/menyanyikan lagu-lagu religi misal asmaul husna
- Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah selain menumbuhkan kemampuan life skill anak juga bermanfaat meningkatkan kecerdasan adversitas (Adversity Quotient) yaitu kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan bertahan hidup.
- Misal: Membersihkan rumah yang bisa dijadikan permainan yang seru.
- Mendampingi anak mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh guru.
2. Menjaga suasana hati
Salah satu cara menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tetap stabil adalah dengan menjaga suasana hati tetap baik. Karena pada saat suasana hati kita baik maka otak akan mengeluarkan satu hormon yang disebut endorphin dimana hormon ini memberikan sensani rasa senang, gembira dan nikmat sehingga dapat meningkatkan imunitas tubuh. Namun menjaga suasana hati bukanlah perkara yang mudah ditengah situasi pandemi virus corona ini, terutama menghadapi anak dengan berbagai tingkah laku yang bermacam-macam tentu saja ini sangat mempengaruhi suasanan hati. Tanpa sadar, sering kali orang tua membentak dan menghardik dengan kata-kata kasar dan suara yang menggelegar padahal kita sadar bahwa anak akan lebih menurut ketika kita selaku orang tua menggunakan kata-kata positif dengan suara yang lembut.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
- Tetap fokus pada perilaku yang diinginkan dan menggunakan kalimat positif saat meminta anak untuk melakukan sesuatu. Contoh kalimat Positif: “Nanti setelah selesai main, tolong mainannya dibereskan ya.” dan contoh kalimat negatif: “Bereskan mainannya, jangan buat berantakan aja!”
- Lembutkan nada suara dan tegaskan intonasi
Pada saat kita meminta anak untuk melakukan sesuatu. Hindari kalimat perintah karena salah satu karakter anak usia dini yang paling menonjol adalah susah diatur. Menyuruh dengan cara memerintah, membentak dan menghardik anak hanya akan menambah rasa stress dan marah baik bagi orang tua maupun bagi anak. Cobalah menarik perhatian anak dengan memanggil dan berbicara dengan suara yang lembut dan intonasi yang tegas sehingga anak merasa dihargai dan disayangi.
- Beri Rewards (hadiah) atas perilaku baik yang ditunjukkan anak
Hadiah dapat berupa pujian atau sesuatu yang disenangi anak ketika dia mampu melakukannya dengan baik. Bisa juga dengan memberikan sentuhan/belaian dipundak atau dikepala. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua perduli dan perhatian pada tingkah laku anak.
- Tetap realistis dan optimis
- Hindari hal-hal yang tidak semestinya dilakukan anak pada usia mereka. Misal memerintahkan anak untuk tetap duduk diam. Berikan ruang yang cukup pada satu tempat untuk anak bebas bermain dengan mainannya tanpa membuat berantakan ruang yang lainnya.
Contoh ide kegiatan yang dapat dilakukan bersama adalah:
- Menonton televisi/film
Dampingi anak-anak saat menonton televisi, upayakan pilih program televisi yang disenangi anak atau acara humor lainnya.
- Planting day
Ajak anak untuk berkebun dihalaman rumah sambil berjemur sinar matahari
- Piknik di halaman rumah
Ajak anak untuk makan siang diluar ruangan, misal dibawah pohon sambil gelar tikar masing-masing anak membawa bekal.
- Membuat cookies bersama
Sediakan waktu untuk anak bisa berekplorasi dengan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Buat adonan kue dan minta anak untuk membuat bentuk yang disenangi.
- Mencoba membuat masakan dari resep baru
Berdiam dirumah tentu saja memberi banyak waktu untuk bersama dengan anak. Lakukan kegiatan yang dapat memberikan stimulasi yang cukup untuk berkembangnya 6 (Enam) aspek perkembangan anak. Mencoba membuat masakan dari resep baru adalah salah satunya. Ajak anak untuk mempersiapkan bahan yang dibutuhkan, memetik sayuran dan mencucinya merupakan aktivitas yang menyenangkan.
3. Membuat Jadwal Harian
Dengan pandemi virus corona otomatis menghentikan dan merubah jadwal harian yang telah tersusun dengan rapi dan bagus. Menghentikan rutinitas kerja, rumah dan sekolah yang tentu saja berdampak pada aktivitas anak dan orang tua. Maka dari itu solusinya adalah membuat jadwal harian yang lebih terstruktur dengan anak.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
- Membuat rutinitas yang dinamis dengan peraturan yang statis
Diskusikan dengan anak dalam membuat jadwal harian ini. Beritahukan jadwal-jadwal harian untuk kegiatan yang terarah dan tersistem dengan kegiatan santai. Beri tanda bintang apabila anak telah berhasil melewati satu kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Jadwal kegiatan yang disusun akan membuat anak lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam memanfaatkan waktu terhadap amanah atau tugas yang diemban.
- Masukkan Jadwal Olahraga anak
Olahgara dipandang ampuh selain untuk menjaga kesehatan juga untuk meredam stress dan menyalurkan energy anak yang berlebih.
- Menjaga jarak aman dan mempertahankannya
Selain rentan dengan rasa bosan karena harus beraktivitas didalam rumah terus maka situasi ini merupakan saat yang tepat untuk memberitahukan kepada anak tentang bahaya virus corona maka dari itu anak harus tetap menjaga jarak dengan tidak bermain dengan temannya diluar rumah.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
- Membuat hiasan untuk jadwal harian yang telah ditulis
Misalnya dengan kertas origami
- Praktek cuci tangan dengan benar
- Bermain bola, bulu tangkis, sepeda dan sepatu roda dihalaman rumah
- Membuat alat permainan sederhana
4. Mengatasi Perilaku Kurang Baik Anak
Berbicara tentang anak usia dini tentu saja tidak akan terlepas dari semua perilakunya yang penuh dengan berbagai macam aktivitas. Tentu saja tidak semua anak akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan hal ini pastinya akan menuntut kesabaran bagi para orang tua.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
- Alihkan perhatian
Ketika situasi sudah mulai tidak kondusif hal ini terlihat dari gesture tubuh anak yang sudah mulai gelisah dan bosan maka orang tua harus bertindak bijak dengan menghentikan sejenak kegiatan anak ataupun orang tua dengan berdiam sejenak atau mengajak keluar rumah untuk melihat situasi sekitar yang ditunjukkan alam. Misal daun yang bergerak karena ditiup angin
- Tarik Nafas dalam-dalam
Jenuh dan frustasi? Tentu saja akan dialami bukan? Dua hal ini merupakan sesuatu yang sangat wajar dialami oleh orang tua pada saat kondisi seperti ini. Luangkan waktu sejenak dengan mengambil nafas dalam-dalam dan tahan selama 10 detik lalu keluarkan seolah-seolah sambil mengeluarkan beban yang besar. Lakukan hal ini 4-5 kali pada waktu bersamaan, mudah-mudahan tubuh akan kembali segar dan energi positif kembali muncul sambil berkata dalam hati “saya pasti bisa melewati ini” dengan tujuan untuk memunculkan motivasi instrinsik.
- Ajarkan anak konsekuensi dan konsistensi
Konsistensi dan konsekuensi secara langsung akan mengajarkan kepada anak makna tanggung jawab dan disiplin atas tindakan yang dilakukan dan peraturan yang dilaksanakan. Hal ini juga lebih efektif dari pada memberikan hukuman atau teriakan yang membentak dan menghardik. Apalagi untuk anak usia dini membentak dan menghardik merupakan tindakan yang harus dihindarkan oleh orang tua sebab koneksi sel-sel otaknya akan terputus.
Contoh ide kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
- Untuk orang tua dapat melakukan “me time” dengan minum kopi atau teh sambil membaca buku.
- Snack Time
Ajak anak untuk menikmati snack atau cemilan sambil buatkan susu atau minuman kegemaran anak.
- Mendengarkan musik dengan suara yang lembut
- Beribadah bersama
- Memberi kesempatan untuk menggunakan gadget secara terkontrol baik waktu dan penggunaannya.
- Mengumpulkan uang jajan untuk didonasikan kembali, selain menumbuhkan rasa empati juga mengajarkan rasa berbagi dan tolong menolong kepada anak.
5. Stay calm and stay strong
Bersikap tenang dan kuat bukanlah hal yang mudah tetapi juga bukan hal yang sulit untuk dilaksanakan. Tetap bangun pikiran positif dengan menghindari hal-hal yang mungkin saja dapat mempengaruhi munculnya sikap tenang. Bangun kekuatan dari dalam diri yakinkan hati bahwa anda tidak sedang sendiri mengalami hal ini sehingga tidak perlu berlama-lama untuk mengeluh.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan:
- Sharing
Carilah teman bicara yang memiliki posisi dan situasi yang sama dengan yang anda alami saat ini sehingga bisa saling bertukar solusi. Bercerita dan berdiskusi dengan orang lain akan memberikan sedikit kelegaan di hati, sebisa mungkin untuk menghindari media sosial yang dapat membuat panik dengan berita-berita hoax dimana kebenarannya tidak dapat dipertanggung jawabkan.
- Beristirahatlah sejenak
Pada saat anak-anak tertidur, ambil waktu sejenak untuk memejamkan mata, memusatkan perhatian dan biarkan tubuh relaks menikmati setiap hembusan nafas yang dihirup dan dikeluarkan perlahan sambil bersyukur tuhan masih memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga masih dapat menikmati roda kehidupan yang sedang berjalan.
- Dengar dan jawab cerita anak-anak
Pada saat kegiatan yang tidak terarah sambil beristirahat dengan anak, ajak mereka untuk bercerita tentang kegiatan yang telah mereka lalui dalam satu hari. Sambil orang tua mengevaluasi kegiatan apa saja yang disukai dan tidak disukai anak sehingga dapat diperbaiki jadwal harian untuk minggu berikutnya agar lebih bervariasi. Tampung semua cerita anak dan beri rasa nyaman sehingga menambah ketenangan bagi anak dan orang tua. Dan ceritakan juga kepada anak tentang pandemi virus corona dengan bahasa yang mudah dipahami mereka.
Contoh ide kegiatan yang dapat dilakukan bersama adalah:
- Mengikuti class parenting online bagi orang tua, selain menambah wawasan dan pengetahuan juga menambah teman untuk saling bertukar cerita dan pengalaman.
- Menghirup aroma terapi
- Merendam kaki dengan air hangat yang dibubuhi garam
- Rebahan time dengan anak
- Membaca majalah tentang fashion atau resep masakan baru
- Melakukan hobby yang tertunda
Pandemi virus corona (Covid 19) secara tidak langsung mengajarkan kita sebagai orang tua tentang banyak hal. Pada kondisi ini banyak yang terjadi diluar harapan dan rencana, namun disinilah peran orang tua baik ayah dan ibu sangat diperlukan dalam memberikan pengasuhan yang positif kepada anak. Anak usia dini yang berada pada rentang usia 4-6 Tahun dengan berbagai karakteristik yang menonjol. Ayah dan ibu dapat saling berkerja sama dalam melaksanakan tugas menggantikan peran pendidik sehingga masa emas perkembangan anak tidak akan terlewati begitu saja karena situasi ini. Selama bersama anak jauhkanlah ponsel dari genggaman anda sehingga anak merasa mendapat perhatian penuh dan khusus dari orangtuanya.
Membuat sebuah perubahan itu tidak dapat dilakukan secara instan tapi membutuhkan proses yang dilaksanakan dengan pembiasaan melalui rutinitas yang dilakukan sehari-hari. Mulailah dari diri sendiri lalu akan berdampak pada orang lain, ingatlah bahwa orang tua adalah panutan anak dan model nyata yang dapat dicontoh langsung oleh anak. Akhir kata dari penulis ucapkan “stay safe, stay healthy, stay strong and stay at home” bersama-sama kita bisa dan kita bisa bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H