Mohon tunggu...
Di Timur Fajar
Di Timur Fajar Mohon Tunggu... -

Titip salam dari pemilik lapak ini: Aku andaikan mereka dan mereka andaikan aku. Cobalah berempati: merasakan berada pada posisi mereka, maka akan banyak yang bisa kita mengerti dan pahami tentang mereka, tentang kesalahan mereka. Karena kenyataan tidak pernah salah. Tuhan menghadiahi kita akal, bahwa ada kausalitas dalam setiap persoalan. Maka pandai-pandailah menguraikannya." (Rahayu Winette) Jadilah diri sendiri namun tak ada salahnya Anda(i) coba berempati dalam posisi orang lain. (Di Timur Fajar)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

151) Pada Sebuah Sistem

8 Mei 2011   21:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:56 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

. . Syukur anda dengan pikiran yang terbaik karena lahir dengan pembawaan terbaik, teruji dalam kancah situasi yang terukur pas, terbangun dalam motivasi dan tantangan yang dinamis. Jadi tidak heran anda merasa pede dan berhasil dengan semua proses yang dilalui tersebut.

. . Nah, saya yang bodoh (telmi lah) kenapa malah bersyukur tidak seperti itu? Yang karena dari sononya sudah pintar atau dalam proses yang terukur menjadikan dia pintar, lalu memintarkan keharusan orang lain untuk jadi pintar sepintar dia.

. . Beruntung saya bodoh dan mau jadi pintar tapi tidak lekas-lekas meninggalkan kebodohan itu sendiri agar bisa memahami dan menapaktilasi semua hal yang menjadikan dan melatarbelakangi kebodohan kenapa dia sampai dan pernah ada.

. . Dia(kebodohan) itu hadir dari sebuah system yang melatarbelakanginya, memprosesnya, membentuknya, dan yang tidak ramah dengan setiap kebodohan yang ada.

. . Ah, saya jadi bodoh melihat dan meneruskan bicara ini. Di tengah kantuk yang sarat dari dini hari terbangun untuk menulis catatan ini. Saya perlu membangun system itu dalam tidur sejenak. Siapa tahu ada yang terimpikan dalam tidur sesaat sebelum bangun di pagi telat nanti.

. . By: Fajrin with cucakruwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun