Singkat kata, dia mengajak saya ke rumahnya di bilangan Versailles. Sambil berjalan menuju stasiun metro, sambil terkekeh dia berbisik ke telinga saya. "Nanti di dalam mtro, perhatikan orang-orang yang mendengar kita berbahasa Indonesia, ya." Nakal sekali gagasannya. Tetapi saya suka.Â
 Begitu mtro yang kami tunggu masuk ke stasiun, Chantal menggandeng tangan saya, barangkali dia khawatir saya akan terpisah dan tidak tahu jalan. Lalu menyilakan saya duduk di depannya, agar kami bisa bicara sambil bertatap muka.
"Kapan datang ke Paris?" katanya sambil tersenyum penuh arti, karena orang di sebelah menyebelah langsung memandang ke arah kami, tertegun melihat seorang kulit putih mengajak bicara perempuan kulit coklat dalam bahasa antah berantah.
"Seminggu yang lalu ..."Â
Penumpang di sebelah saya tersenyum. Dan serta merta bertanya kepada Chantal -- sepertinya dia tidak bisa lagi menahan diri, sebuah sikap luarbiasa, yang tak pernah saya jumpai selama berada di Prancis --, bahasa apa yang kami gunakan.Â
"Nous parlons indonsien ... Kami bicara bahasa Indonesia ..."
"Indonsien ..." ulang yang bersangkutan sambil menganggukkan kepalanya.
Setiba di rumahnya, saya melihat kerumunan orang telah menunggu di teras rumahnya, baru saya tahu mereka khusus diundang  Chantal untuk diperkenalkan kepada si kulit coklat penerjemah Astrix.
Mereka tidak kenal Indonesia, dan tidak pernah membayangkan keberadaannya di planet bumi. Tetapi tiba-tiba ada seorang penduduknya yang mengaku sebagai penerjamah komik Astrix. Keluarbiasaan yang layak disambut dengan minuman berbotol-botol.
Singkat kata, sepulang dari Prancis saya diundang ke kantor Pustaka Sinar Harapan. Rupanya Chantal yang merasa gusar karena menganggap saya tidak menghargai diri sendiri, membujuk pimpinan PSH untuk menaikkan imbalan yang diberikan kepada saya.Â
Usaha Chantal berhasil. Meskipun tahun 1985 kurs dolar masih di seputar seribu rupiah, meskipun kenaikannya tidak sebanding dengan melonjaknya kurs dolar, tetapi saya bersyukur seorang Chantal menggugah pikiran saya untuk memiliki harga diri.