2023 merupakan salah satu tahun yang bermakna bagi posisi Indonesia di ASEAN. Hal ini dikarenakan Indonesia didapuk sebagai ketua dalam ASEAN. Ini, bukan kali pertama Indonesia menjabat sebagai ketua ASEAN, namun adalah kali ke 5 Indonesia menjabat sebagai ketua ASEAN.
Periode Indonesia menjadi ketua di ASEAN berlangsung selama satu tahun, dimulai sejak 1 Januari hingga 31 Desember 2023 yang menandakan kepercayaan kawasan regional kepada Indonesia untuk mengawal pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan kawasan regional ASEAN ditengah kondisi pemulihan dunia pasca Covid-19.
“ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” merupakan tema utama ASEAN dalam tahun ini. bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.
Indonesia ingin menjadikan momentum ini sebagai ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. Oleh karena itu telah disusun 3 pilar Priorities Economic Deliverables, yaitu:
Recover-Rebuilding ASEAN bertujuan untuk mengeksplorasi Policy Mix yang terkalibrasi, direncanakan dan dikomunikasikan dengan baik untuk memastikan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, serta memitigasi risiko seperti inflasi dan volatilitas aliran modal.
Digital Economy Untuk memperkuat inklusi keuangan dan literasi digital, negara anggota ASEAN perlu meningkatkan kapasitas masing-masing dalam memformulasikan strategi edukasi finansial secara nasional dan meningkatkan interkonektivitas sistem pembayaran regional.
Terakhir ada, Sustainability Sebagai kawasan yang paling terdampak oleh bencana alam dan risiko terkait iklim, ASEAN perlu merapatkan barisan guna mempersiapkan dan mengarah ke tujuan yang sama dalam kaitan transisi menuju ekonomi hijau, diantaranya melalui penyusunan ASEAN Taxonomy on Sustainable Finance dan Study on the Role of Central Banks in Managing Climate and Environment-Related Risk.
Dari ketiga pilar tersebut, ada keterikatan Indonesia dengan diplomasi ekonomi sebagai anggota resmi ASEAN. Dalam konteks ini, Diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia dapat memperkuat Jaringan atau Network Indonesia dalam lingkup regional.
Presiden Joko Widodo dalam pertemuan menyampaikan bahwa tantangan di dunia dan kawasan bahkan juga di internal semakin kompleks, sehingga relevansi ASEAN juga semakin dipertanyakan.
“ASEAN terus disorot dunia. Apakah sentralitas ASEAN mampu dipertahankan di tengah pusaran rivalitas negara besar,” ucap Presiden Jokowi dalam pertemuan kepala negara ASEAN Pertemuan Pleno KTT ASEAN ke-42 (42nd ASEAN Summit Plenary), yang digelar pada Rabu (10/05/2022) di Meruorah Hotel, Labuan Bajo.
Fokus utama dari Epicentrum Of Growth dalam konteks keketuaan Indonesia di ASEAN adalah Beberapa isu utama yang menjadi fokus ASEAN adalah ketahanan energi, ketahanan pangan, ketegangan di sekitar Taiwan, Laut China Selatan, hubungan AS-China, dan pemulihan ekonomi karena COVID-19.
Salah satu isu utama yang menjadi fokus ASEAN pada 2023 adalah pemulihan ekonomi Karena Covid 19. Penguatan pemulihan ekonomi akibat covid 19, menjadi tema besar Indonesia dalam keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi ASEAN dengan jumlah penduduk 685 juta jiwa, ASEAN menduduki peringkat terbesar ketiga di Asia dan Kelima di dunia seteral Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang dan Jerman.
Dengan ditunjuknya Indonesia sebagai Ketua dalam organisasi ASEAN ini, diharapkan mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan tentunya partisipatif yang harus menjadi pembahasan dalam KTT ASEAN mendatang,
Keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN 2023 dapat mendorong roda perekonomian nasional di berbagai kota yang mengadakan side event KTT ASEAN 2023. Sekaligus memperlihatkan kemajuan ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh dan tangguh di tengah badai krisis.
Blue Economy menjadi salah satu alat diplomasi ekonomi level regional Indonesia
Salah satu sektor yang mejadi objek diplomasi ekonomi adalah lautan. Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah laut. Guna mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi dampak multidimensional Covid-19.
Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional, Edi Prio Pambudi dalam Multi-Stakeholders’ Dialogue on the Development of the ASEAN Blue Economy Framework di Belitung, Rabu (1/03/23). menyatakan bahwa, “Sebagai pengakuan atas pentingnya Blue Economy bagi ekonomi regional, para Pemimpin ASEAN menyepakati pertemuan KTT ASEAN ke-38 pada 2021 untuk mengadopsi Deklarasi Blue Economy. Deklarasi ini menyoroti komitmen negara anggota untuk membuka jalan bagi penggunaan laut dan sumber daya air yang berkelanjutan dan inklusif,”.
Melalui ASEAN blue economy framework diharapkan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di regional ASEAN serta mendukung inisiatif masyarakat ekonomi ASEAN. Kerangka tersebut juga akan memperkuat komitmen ASEAN dalam memimpin kerjasama regional mengenai blue economy yang berfokus kepada value creation, inklusivitas dan keberlanjutan sebagai elemen utama.
Dilansir dari web Kementerian Koordinator Perekonomian (01/03/2023), Deputi Edi juga mengingatkan bahwa lingkungan strategis dengan kepentingan yang bersaing, sangat penting bagi ASEAN agar tetap terbuka dalam dinamika eksternal sembagi menjaga sentealitas. Termasuk di bidang permanfaatan laut menjadi sumber pendapatan..
Kedepanya, Pertemuan antara level menteri Negara ASEAN akan diadakan di Belitung, Indonesia pada 1-4 Juli 2023. Dalam KTT ini, akan diangkat tema blue economy yang menjadi prospek besar di kawasan ASEAN.
Hal tersebut di respon positif oleh Pemerintah Bangka Belitung pertemuan ASEAN Blue Economy Forum di Belitung membawa dampak positif bagi kemajuan investasi dan pariwisata di belitung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H